Metropolis

Ngaji di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Gus Iqdam Ijazahkan Amalan Ini

Sabtu, 14 September 2024 | 13:00 WIB

Ngaji di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Gus Iqdam Ijazahkan Amalan Ini

Gus Iqdam saat Ngaji di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. (Foto: Humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya)

Surabaya, NU Online Jatim

Agus H Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam memberikan amalan agar mendapatkan rezeki yang barokah. Amalan tersebut ia sampaikan saat mengisi Kajian Senja di halaman Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Jum’at (13/09/2024).


Diketahui acara tersebut merupakan rangkain acara dari Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2024 yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya.


“Agar rezeki yang kita peroleh bisa barokah, amalkan saja setiap selesai shalat fardhu membaca Shalawat Nariyah sebanyak 11 kali,” katanya.  


Alumni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri ini mengapresiasi Fesyar karena diisi dengan kajian agama, sehingga usaha atau ekonomi akan selalu mendapat berkah. "Kalau rezeki itu barokah pasti akan bertambah dan mudah mendapatkannya," terangnya.


Menukil kitab Tanbihul Ghafilin karya ulama besar dari abad ke-4 Hijriyah, Abu Laits As-Samarqandi, pengasuh Majelis Taklim Sabilu Taubah itu menjelaskan lima resep rezeki yang barokah.
Pertama jangan mudah mengakhirkan fardhu atau kewajiban dari Allah, seperti shalat, zakat, dan puasa.


“Termasuk mengurangi kuantitas kewajiban ibadah itu, misalnya shalat sering jamak atau qashar, atau sedekah dengan jumlah sesedikit mungkin,” jelasnya.


Kedua jangan menyakiti makhluk Allah, misalnya menghasut teman yang bernasib lebih baik dengan berbagai bentuk fitnah, oleh karena itu jangan fokus pada orang lain, tapi fokus pada profesi atau pekerjaan sendiri.


Ketiga, pekerjaan itu jangan di niati untuk kaya atau menumpuk harta, namun bekerja dengan niat untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari perilaku yang haram, misalnya korupsi sehingga mampu menjaga diri dan keluarga dari api neraka.


“Keempat, dalam bekerja jangan memforsir atau berlebihan sehingga lupa dengan keluarga, ibadah kepada Allah, atau lupa dengan kesehatan tubuh. Dan yang kelima, kerja yang barokah itu tidak menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja sendiri, tapi bersyukur,” pungkasnya.