Perkuat Organisasi, Fatayat NU Luncurkan Gerakan Majelis Taklim Fatimah Zahra
Ahad, 15 Juni 2025 | 20:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah menegaskan bahwa penguatan organisasi Fatayat NU harus dilakukan melalui penguatan gerakan majelis taklim Fatimah Zahra di seluruh tingkatan kepengurusan.
Arahan ini disampaikannya saat menghadiri peluncuran resmi Majelis Taklim Fatimah Zahra dan Forum Daiyah Fatayat (FORDaf) oleh PW Fatayat NU DKI Jakarta di Roemah Djan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2025).
Menurut Margaret, keberadaan majelis taklim bukan sekadar ruang pengajian rutin, tetapi merupakan bagian integral dari strategi kaderisasi, konsolidasi, dan transformasi dakwah perempuan berbasis komunitas. Karena itu, pembentukan Majelis Taklim Fatimah Zahra menjadi mandat struktural yang wajib ditindaklanjuti oleh seluruh pimpinan wilayah dan cabang Fatayat NU.
“Fatayat NU adalah organisasi perempuan berbasis keagamaan. Karena itu, majelis taklim bukan hanya sarana ibadah, tetapi menjadi ruang gerak untuk memperkuat organisasi, menyampaikan nilai, dan menjawab persoalan perempuan melalui pendekatan spiritual dan sosial,” ujar Margaret.
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk memperkuat gerakan majelis taklim Fatimah Zahra diambil dalam Konferensi Besar (Konbes) Fatayat NU pada Desember 2024. Salah satu alasannya, kata Margaret, adalah menjadikan Fatayat NU sebagai sumber pengetahuan Islam yang adil gender dan relevan bagi generasi muda perempuan Muslim di Indonesia.
Margaret juga mengungkapkan filosofi di balik nama “Fatimah Zahra”. “Fatimah adalah akronim dari Fatayat Lil Ummah, dan Zahra adalah simbol bunga yang mewangi. Artinya, gerakan Fatayat harus menyebarkan kebaikan, kebermanfaatan, dan energi positif di tengah masyarakat,” tuturnya.
Majelis Taklim Fatimah Zahra dirancang sebagai ruang edukatif, spiritual, sekaligus tempat bertumbuhnya kepemimpinan perempuan muda NU. Tidak hanya belajar agama, para kader juga akan memperdalam isu-isu keadilan gender, perlindungan anak, hingga literasi digital.
Ketua PW Fatayat NU DKI Jakarta Kusnainik menyampaikan bahwa peluncuran majelis taklim ini menjadi bagian dari konsolidasi organisasi di wilayah urban. Ia melaporkan bahwa struktur Fatayat NU DKI Jakarta saat ini telah terbentuk hingga tingkat anak cabang, dan Garda Fatayat (Garfa) juga telah resmi terbentuk sebagai garda sosial kemanusiaan.
“Majelis taklim ini bukan hanya ruang mengaji, tapi juga ruang belajar kritis, pelatihan tematik, dan dakwah kontekstual. Kami ingin perempuan NU di Jakarta punya tempat belajar yang membumi, membebaskan, dan memberdayakan,” ujar Kusnainik.
Ia juga menambahkan bahwa Fordaf hadir sebagai forum penguatan kapasitas daiyah muda Fatayat NU. Setiap bulan, forum ini akan membahas tema aktual yang menyentuh kehidupan masyarakat perkotaan dan mendorong daiyah untuk terlibat aktif dalam advokasi sosial.
Acara turut dihadiri oleh Herman dari Biro Dikmental Setda Pemprov DKI Jakarta. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas kiprah Fatayat NU dan menyatakan dukungan penuh terhadap program-program keagamaan berbasis komunitas yang memperkuat ketahanan keluarga dan kesejahteraan warga.
“Kami menyambut baik kehadiran Majelis Taklim Fatimah Zahra. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap bersinergi dalam program-program sosial-keagamaan yang mendorong kemajuan masyarakat, apalagi jika dilakukan dari basis perempuan,” ungkapnya.
Acara dibuka dengan tahlil dan pembacaan Yasin bersama. Dilanjutkan pemaparan program kerja tahunan FORDAF 2025–2026, testimoni kader daiyah muda, serta kajian tematik yang membahas strategi dakwah perempuan di tengah disrupsi sosial.
Para daiyah muda yang hadir berbagi pengalaman berdakwah di komunitas akar rumput, kawasan marginal, dan lingkungan padat penduduk. Mereka menyebut FORDAF dan Majelis Taklim Fatimah Zahra sebagai ruang penting yang mendorong keberanian perempuan tampil dan memimpin.
Fatayat NU menilai tantangan dakwah perempuan tidak cukup dijawab dengan pendekatan konvensional. Dibutuhkan ruang dakwah yang memahami realitas perempuan, berpihak pada keadilan, dan mampu menjadi jembatan antara teks dan konteks.
Majelis Taklim Fatimah Zahra dan Fordaf diharapkan menjadi model nasional gerakan dakwah perempuan yang transformasional. Bagi Fatayat NU, dakwah bukan hanya menyampaikan, tetapi juga mendengar, merangkul, dan memperkuat kehidupan.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH Taufik Ketua PCNU Pamekasan Wafat
2
Kronologi Kecelakaan yang Menimpa KH Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan
3
Yusak, Kader GP Ansor Trenggalek Istiqamah Berkhidmat 25 Tahun Berpulang
4
5 Tanda Haji Mabrur Menurut Al-Qur'an dan Hadits
5
PBNU Cetak 100 Ribu Kader, Siapkan Akademi Kepemimpinan Nasional NU
6
Mbah Suro, Lelaki Sepuh yang Jadi Saksi Kelahiran Bung Karno di Jombang
Terkini
Lihat Semua