Ketum Fatayat NU Tegaskan Pentingnya Penguatan Peran Strategis Perempuan
Ahad, 1 Juni 2025 | 10:00 WIB

Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah, saat pelantikan PC Fatayat NU Kota Batu di Balai Kota Among Tani, Sabtu (31/05/2025). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
Moch Miftachur Rizki
Kontributor
Batu, NU Online Jatim
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah, menyerukan pentingnya peningkatan kualitas perempuan serta penguatan peran strategis perempuan dalam pembangunan bangsa.
Penegasan ini disampaikan dalam acara pelantikan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Batu masa khidmat 2025-2030. Agenda tersebut berlangsung di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Sabtu (31/05/2025).
“Saya ingin mengajak sahabat-sahabat semua untuk bersyukur. Karena kita dipilih oleh Allah menjadi makhluk berjenis kelamin perempuan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Meskipun sering dicap lemah atau emosional, perempuan juga dikenal sebagai makhluk paling kuat di muka bumi,” katanya.
Cicit KH Bisri Syansuri itu mengangkat realita sosial yang kerap memunculkan dilema di kalangan perempuan antara tetap berada di ranah domestik sebagai ibu rumah tangga atau mengambil peran di ruang publik. Menurutnya, dua pilihan ini bukanlah hal yang harus dipertentangkan, karena keduanya memiliki peran penting dalam membangun masyarakat dan bangsa.
“Saya sendiri pernah bertanya-tanya, apakah perempuan itu hanya cukup menjadi ibu rumah tangga? Tidak perlu masuk ke wilayah publik yang katanya adalah milik laki-laki? Padahal kita tahu bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam hal peran sosial,” ucapnya.
Ia menekankan bahwa dalam ajaran Islam, tugas menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban bersama, bukan monopoli satu gender. Karena itu, perempuan memiliki hak dan peluang yang sama dalam berkontribusi untuk kebaikan umat dan kemajuan bangsa.
Dalam paparannya, Hj Margaret turut menyampaikan data jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 yang mencapai 284 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki sebanyak 143,4 juta jiwa dan perempuan 140,9 juta jiwa.
“Jumlahnya hampir seimbang. Tentu akan menjadi kerugian besar bagi bangsa ini jika hanya laki-laki yang dilibatkan dalam pembangunan, sementara perempuan hanya menjadi penonton,” tegasnya.
Dirinya pun mengajak para perempuan, khususnya kader Fatayat NU, untuk bebas memilih peran yang ingin dijalani, apakah sebagai ibu rumah tangga, aktivis sosial, profesional, maupun pemimpin publik.
Menurutnya, hal terpenting adalah bagaimana perempuan terus mengembangkan kualitas diri, baik di ranah domestik maupun publik, karena tugas utamanya sama yaitu menciptakan peradaban yang lebih baik.
“Menjadi ibu rumah tangga itu keren. Itu pekerjaan mulia. Karena dari sana lahir generasi penerus bangsa. Tapi jangan berhenti belajar. Kalau ibu rumah tangga berhenti belajar, maka bisa dibayangkan seperti apa kualitas generasi yang dibesarkannya nanti,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa menjadi ibu di ruang publik pun memiliki tantangan dan tanggung jawab besar, karena harus membawa semangat perubahan dan pembangunan dengan tetap menjaga nilai-nilai keluarga. Dikatakan, organisasi perempuan seperti Fatayat NU memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik dan mencetak kader-kader perempuan yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing.
“Fatayat NU harus menjadi tempat lahirnya perempuan-perempuan hebat, bukan hanya dalam hal kapasitas personal, tapi juga kontribusinya terhadap masyarakat. Baik yang memilih menjadi ibu rumah tangga maupun aktif di ruang publik, keduanya harus terus diasah kapasitasnya,” jelasnya.
Di samping itu, ia juga mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran pengurus Fatayat NU Kota Batu yang baru saja dilantik. Ia berharap pengurus baru mampu membawa organisasi menjadi lebih progresif, responsif terhadap isu-isu perempuan, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.
“Selamat kepada sahabat-sahabat yang baru saja dilantik. Selamat bekerja dan selamat berkhidmat. Tapi ingat, dalam organisasi ini kita tidak bekerja untuk kepentingan pribadi. Kita bekerja untuk kepentingan umat, dan itu harus dilakukan bersama-sama, tidak boleh semaunya sendiri,” tandasnya.
Terpopuler
1
Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
2
Panduan Praktis Ibadah Kurban: Pengertian, Hukum dan Ketentuannya
3
Prof Mas’ud Said Ungkap KH Tholchah Hasan Tokoh Inovatif dan Pemersatu Umat
4
Konfercab XX, Siti Julaikha Terpilih Ketua IPPNU Kabupaten Pasuruan 2025-2027
5
LPIK Unisma Siapkan Pelatihan Takmir Masjid Malang Raya Ilmu Falak dan Juleha
6
Nelayan Teluk Prigi Trenggalek Ungkapkan Wujud Syukur Lewat Larung Laut Sembonyono
Terkini
Lihat Semua