• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Opini

Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan Karakter pada Kurikulum Merdeka

Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan Karakter pada Kurikulum Merdeka
Literasi digital dalam pendidikan karakter demikian penting. (Foto: NOJ/MKr)
Literasi digital dalam pendidikan karakter demikian penting. (Foto: NOJ/MKr)

Oleh: Endang Sulistyowati, SPd*

 

Pada era digital 4.0 ini, dunia semakin maju dengan aneka capaian teknologi. Teknologi tersebut dapat membantu manusia dalam mengerjakan hampir di semua bidang. Di era ini, manusia dituntut semakin berkembang pesat dan responsif terhadap kemajuan teknologi baru, serta kreatif dalam memanfaatkan teknologi yang ada. 


Salah satu bidang yang terdampak pada perkembangan teknologi adalah pendidikan. Masuknya teknologi dalam dunia  pendidikan  akan mempengaruhi pembelajaran. Pembelajaran saat ini menuntut semua orang yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi informasi media, serta menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa literasi merupakan salah satu kemampuan yang dapat menunjang pendidikan. Sehingga dengan masuknya teknologi dalam pembelajaran, tentunya akan mempermudah kegiatan literasi.


Dengan adanya literasi yang terbentuk digital akan dapat menyesuaikan dan mengembangkan literasi di era 4.0 khususnya dalam dunia pendidikan. Selain program sekolah tentang pojok literasi yang mana dituntut dapat mengembangkan minat peserta didik dalam kegiatan gemar membaca.


Menurut Paul Glitser (1977) literasi digital merupakan suatu kemampuan dalam memahami dan menggunakan berbagai informasi dari berbagai sumber yang diakses melalui komputer. Dengan terciptanya berbagai perangkat teknologi informasi yang terhubung dengan internet, akan dapat menarik perhatian banyak orang, yang semula hanya mendapatkan informasi melalui membaca buku secara hardfile ataupun melalui pojok baca di dalam kelas, koran maupun majalah, sekarang semakin mempermudah dalam mencari informasi. Hal ini sehingga semakin kaya pula informasi yang didapat.


Manfaat dari literasi digital dalam pembelajaran tentunya banyak, di antaranya siswa mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah. Selain membaca di perpustakaan atau di pojok baca di kelas, penggunaan media literasi juga mempermudah dalam proses pembelajaran di internet. Salah satunya mencari sumber belajar yang memuat artikel dan pemanfaatan media sosial yaitu dengan menggunakan WhatsApp yang dapat mempermudah interaksi ataupun pemberian informasi terkait pembelajaran antara guru dan siswa di manapun dan kapanpun.

 

Kurangnya Literasi Digital di Dunia Pendidikan

Pengguna teknologi digital saat ini sudah berkembang sangat pesat. Hal tersebut terbukti dengan adanya pengguna internet di Indonesia yang mencapai 204,7 juta orang atau setara dengan 73,7 persen dari jumlah total populasi penduduk. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah skor indeks keahlian, kacakapan, dan pemanfaatan teknologi digital yang masih rendah.


Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, menyebutkan indeks literasi digital Indonesia masih sangat rendah yaitu berada pada angka 3,49. Hal tersebut sejalan dengan adanya fakta bahwa banyak siswa yang menggunakan gadgetnya hanya sekadar bermain game ataupun bermain sosial media. Pemanfaatan dari adanya teknologi digital lebih sering digunakan selain untuk kegiatan dalam pembelajaran. Siswa masih sangat jarang memanfaatkan gadget atau media elektronik lain untuk mencari informasi mengenai materi pelajaran atau referensi lain untuk menunjang kegiatan pembelajarannya.


Di sinilah mengapa literasi digital sangat diperlukan oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan ditakutkan rendahnya tingkat literasi pada siswa, ditakutkan nantinya melihat konten yang berbau negatif terutama ketika menggunakan media sosial. Ataupun juga ditakutkan akan kecanduan dalam bermain game. Di mana game nantinya akan dipandang sebagai kebutuhan, bukan selingan hiburan ketika siswa jenuh dalam belajar. Tidak hanya siswa, hal tersebut juga berlaku pada tenaga pendidik yang sering menggunakan media sosial, di mana informasi tersebar sangat cepat dan tidak dapat difilter. Hal tersebut sangat rawan disusupi kabar hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, atau bahkan penipuan.

 

Upaya Peningkatan Literasi Digital

Melihat masih kurangnya literasi pada peserta didik, maka literasi digital dalam dunia pendidikan sangatlah diperlukan. Hal ini sebagai upaya agar dapat meningkatkan literasi digital yang dimiliki baik oleh siswa maupun tenaga pendidik. Pertama, yaitu dengan mengajari cara mengevaluasi informasi yang diterima. Apakah informasi tersebut sudah akurat atau hanya kabar yang dibuat oleh salah satu pihak tertentu.


Kedua, memahami jejak digital dari informasi yang diterima. Jejak digital pentingbagi penerima informasi dikarenakan dengan mengetahui jejak digital dari sebuah informasi, kita menjadi mengetahui dari mana informasi tersebut didapat.  Ketiga, siswa dan tenaga pendidik harus mengetahui dasar-dasar keamanan internet meliputi password, pengaturan privasi, hingga penyebaran informasi yang dilarang dibagikan. Dasar-dasar keamanan ini sangat penting agar data pribadi dapat tersimpan dengan aman.

 

Keempat, mengajari cara berkomunikasi melalui media digital dengan bijak dan tepat. Kelima, pemahaman mengenai cyberbullying. Pengetahuan ini sangat perlu diketahui karena cyberbullying merupakan masalah yang banyak terjadi terutama di dunia digital. Dengan mengetahui mengenai hal tersebut maka akan dapat terhindar dari bahaya cyberbullying.


Selain pengetahuan tersebut, sebenarnya pemerintah juga telah membuat program untuk meningkatkan literasi digital. Seperti program yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dengan layanan e-sources. Selain itu PNRI juga menyediakan layanan digital berupa jurnal, e-book, multimedia, naskah manuskrip, dan lain-lain. Diharapkan seluruh piranti pendukung tersebut dapat melecutkan kesadaran literasi digital bagi peningkatan karakter seiring dengan diberlakukannya kurukulum merdeka. 

 

*Endang Sulistyowati, SPd adalah Kepala SDN Sukodono 2, Sidoarjo 


Editor:

Opini Terbaru