Ketua NU di Lamongan Minta Ansor Konsisten Gerakkan Pemuda
Jumat, 13 Agustus 2021 | 07:00 WIB

Kegiatan ngeruwat desa dan doa bersama Gerakan Pemuda Ansor Dadapan, Solokuro, Lamongan. (Foto: NOJ/Titik Nur Ma'rufah).
Titik Nur Ma'rufah
Kontributor
Lamongan, NU Online Jatim
Doa bersama terus dilakukan Nahdliyin di sejumlah daerah, tanpa mengenal usia dan kasta semua melakukan hal serupa. Kali ini dilakukan oleh Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.
Selain doa bersama, juga dilakukan Ngeruwat Desa bersama masyaikh dan sesepuh desa. Acara yang dilaksanakan secara online dan offline tersebut dipusatkan di kantor NU setempat, sedang sejumlah kader NU lainnya mengikuti dari rumah.
Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Dadapan, KH Fattah Amin mengatakan, Pemuda Ansor harus terus konsisten menjadi motor penggerak NU di kalangan pemuda. Mengingat mereka nantinya yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan.
“Terus semangat bergerak dan berjuang, jangan pernah lelah. Ada barokah yang menanti,” ujarnya, Kamis (12/08/2021).
Kiai Fattah menambahkan, bahwa di dalam berjuang harus dibarengi dan diimbangi dengan kapasitas iman-takwa dan ilmu pengetahuan yang cukup memadai. “Karena dua hal tersebut merupakan bekal utama dalam perjuangan,” imbuhnya.
Ketua PR GP Ansor Dadapan, M Muflikh menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mendoakan sesepuh dan syuhada yang gugur akibat Covid-19. Selain itu juga memohon keselamatan untuk desa dan bangsa agar bisa terus kuat dan segera bangkit dari pandemi.
"Momentum ini sebagai bentuk eksistensi dan peran Ansor Dadapan ditengah-tengah Masyarakat, khususnya dalam kondisi pandemi,” ungkap Muflikh.
Sementara Kepala Desa Dadapan, Ahmad Sukin menuturkan, selaras dengan upaya GP Ansor, Pemerintah Desa akan terus berkomitmen untuk melakukan langkah preventif dalam menanggulangi Covid-19 di Desa Dadapan.
Acara doa bersama ini ditutup dengan membagikan bubur sengkolo yang dalam tradisi jawa merupakan menu wajib dalam selamatan Ngeruwat Desa. Bubur sengkolo sendiri punya makna filosofis untuk membuang sial, tolak bala dan simbol manusia kembali kepada kesucian serta doa kepada Allah SWT.
Editor: A Habiburrahman
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
3
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
4
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua