• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Pantura

Rais Aam PBNU Ulas Hakikat Ilmu di Harlah ke-25 Pesantren Sunan Bejagung

Rais Aam PBNU Ulas Hakikat Ilmu di Harlah ke-25 Pesantren Sunan Bejagung
Istighotsah ijazah kubro dalam rangka Harlah ke-25 Pesantren Sunan Bejagung, Tuban. (Foto: NOJ/ ISt)
Istighotsah ijazah kubro dalam rangka Harlah ke-25 Pesantren Sunan Bejagung, Tuban. (Foto: NOJ/ ISt)

Tuban, NU Online Jatim

Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Desa/Kecamatan Semanding, Tuban dihadiri sejumlah ulama. Salah satunya Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang menghadiri agenda di pesantren asuhan KH Abdul Matin Djawahir itu pada Ahad (04/06/2023).

 

KH Miftachul Akhyar dalam tausiyahnya menyampaikan apresiasinya terhadap Pondok Pesantren Sunan Bejagung. Peringatan Harlah ke-25 cukup mengesankan sebagai forum mencari ilmu dan keberkahan hidup.

 

"Saya tadi masuk, jalan-jalan penuh pengunjung. Dalam hati saya tanya: ini muktamar atau istighotsah? Alhamdulillah, para pengunjung ingin memperoleh ilmu dan barokah dari majelis dan pondok pesantren ini," ujarnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya ini menambahkan, bahwa Islam menekankan pentingnya ilmu. Sebab, ilmu akan memberikan dan mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi.

 

Disebutkan, saat ini memang tengah diperdebatkan soal keturunan (sanad). Padahal, Rasulullah SAW telah berwasiat bahwa 'siapa tidak berilmu niscaya nasab (keturunan) tidak memberi manfaat’.

 

"Selama ada ilmu maka ambillah. Bisa di Indonesia sendiri, tapi juga bisa di luar negeri. Di mana pun. Sehingga, ilmu akan memberikan manfaat bagi terjaganya ajaran Islam," tutur Kiai Miftach.

 

Sebab itu, adanya pemberian beasiswa dari Pemprov Jatim semestinya mendapat sambutan bagi kaum santri dan umat Islam secara luas. Tapi yang perlu dipahami, pemberian beasiswa tentu dikhususkan bagi yang kurang mampu.

 

"Ya, bila selama ini Al-Azhar hanya mengenal satu jalur seperti Gontor, kini Nahdlatul Ulama telah menjalin hubungan yang baik dengan Al-Azhar," terang Kiai Miftach.

 

Terkait Nahdltul Ulama, Kiai Miftach menyebutkan bahwa Syaikh Ali Jum'ah, mufti Al-Azhar, dalam satu forum internasional di Malaysia belum lama ini, bisa bertutur soal Nahdlatul Ulama sampai detail. Hal ini menunjukkan apresiasi dan pemahaman pihak luar negeri terhadap eksistensi NU, yang kini telah memasuki abad kedua.

 

"Alhamdulillah, NU telah menjadi bagian pembicaraan dan perannya di dunia internasional," tutur Kiai Miftach.

 

Demikian pula Grand Syaikh Al-Azhar, Dr Thayyeb, menyatakan dukungannya terhadap NU dan bersama-sama menghimpun kemampuannya untuk mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah di muka bumi ini.

 

"Sehingga, kita berharap agar ajaran Islam bisa ditegakkan sebagaimana telah digariskan para muassis dan pendiri awal Nahdlatul Ulama," pungkasnya.

 

Diketahui, agenda tersebut dikemas dengan tajuk ‘Istighotsah Ijazah Kubro dan Doa Bersama 25 Habaib & Kiai Sepuh’. Hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya, Rais PWNU Jatim KH M Anwar Manshur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan lainnya.


Pantura Terbaru