Pesantren Darul Huda Blitar Mandiri Sejak Awal Berdiri
Sabtu, 21 November 2020 | 13:30 WIB
Risma Savhira
Kontributor
Blitar, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Darul Huda Wonodadi, Blitar didirikan pada tahun 1926 oleh KH Said Hamzah. Pesantren ini melebarkan sayap di bidang perekonomian melalui Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Barkah pada tahun 1996. Pengembangan ekonomi ini bisa eksis sampai kini.
Menurut KH Asyharul Muttaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Huda menyatakan bahwa pesantren sudah mandiri sejak awal berdirinya. Dan kegiatan perekonomian merupakan salah satu implementasi dari ilmu fiqh.
“Mengembangkan ekonomi adalah salah satu upaya untuk mempraktikkan ilmu fiqh pada bab jual beli. Selain itu juga menguatkan kemandirian pesantren, dan membangun jiwa kewirausahaan santri agar bisa mandiri di masyarakat,” katanya pada Jumat (20/11/2020).
Kegiatan ini terus dipertahankan pesantren untuk membuktikan kontribusinya kepada masyarakat.
“Hal ini terus dipertahankan agar pesantren bisa benar-benar membuktikan sumbangsih yang besar kepada negara,” ujarnya.
Saat ini jenis usaha yang dikembangkan adalah toko ritel dan grosir alat tulis kantor, produksi meja dan kursi berbahan besi, serta konveksi kaus dan seragam. Namun yang menjadi produk unggulannya adalah jajanan opak gambir sari madu.
“Opak gambir sari madu awalnya hanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan santri dan alumni. Kemudian kami perluas ke masyarakat,” terangnya.
Dirinya melanjutkan, bahwa sistem pemasaran yang digunakan untuk produk ini adalah dari mulut ke mulut.
“Pemasaran kita Mulut Lalu Mulut (MLM). Dan sekarang dengan berkembangnya teknologi digital maka kami memulai lewat media sosial,” lanjutnya.
Porduksi opak gulung ini biasanya meningkat menjelang puasa atau hari raya. Jumlahnya bisa mencapai 2 ton per bulan, namun saat pandemi menurun hingga 5 kwintal per bulan.
“Omzet kita tiap bulan naik turun, kisaran 17,5 juta ketika normal. Di masa pandemi ini agak turun fluktuatif sekitar 10-11 juta,”
Pengasuh menginginkan pemasaran produk ini bisa merambah ke internasional dengan bantuan One Pesantren One Product (OPOP).
“Kami berharap OPOP bisa membantu pemasaran produk kami sampai ekspor,” pungkasnya.
Editor: Risma Savhira
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
Grand Final Duta Kampus Unisma 2025, Representasi Menuju WCU
Terkini
Lihat Semua