Pendidikan

Dema UIN KHAS Jember Peduli Kampus Ramah Gender dan Disabilitas

Jumat, 13 Juni 2025 | 21:00 WIB

Dema UIN KHAS Jember Peduli Kampus Ramah Gender dan Disabilitas

Suasana diskusi yang membahas terkait masalah gender dan disabilitas. (Foto: NOJ/Aryudi AR)

Jember, NU Online Jatim

Kepedulian mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember terkait masalah gender dan disabilitas layak diacungi jempol. Hal ini bisa dilihat dari langkah Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN KHAS Jember dalam menggelar diskusi bertajuk ‘Mahasiswa Bersuara Kampus Ramah Gender dan Disabilitas’ di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Kamis (12/06/2025).


Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN KHAS Jember Alfisyah Nurhayati, Wakil Rektor III Universitas PGRI Argopuro Bidang Kedisabilitasan Asrorul Mais, Jajaran Pimpinan UIN KHAS Jember, serta Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (Dema-F) masing-masing fakultas.


Presiden Dema UIN KHAS Jember, Zainul Ansori mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian program kerja yang berupa forum dialog mahasiswa bersama pakar dan pimpinan UIN KHAS Jember. “Kalau biasanya mahasiswa hanya berdialog bersama teman sekelas, namun kali ini cakupan dialognya lebih luas, yakni pihak luar,” ujarnya.


Ia berharap, dari dialog ini akan muncul kebijakan dari pimpinan UIN KHAS Jember yang memihak gender dan penyandang disabilitas. “Harapannya UIN KHAS memiliki Unit Layanan Disabilitas yang terstruktur,” ungkapnya.


Di tempat yang sama, Wakil Rektor III UIN KHAS Jember, Khoirul Faizin memberikan apresiasi terhadap Dema UIN KHAS Jember yang telah menginisiasi perbincangan gender dan disabilitas melalui forum dialog. Ia menyebut, anak-anak mulai memiliki kesadaran bahwa kontribusi itu bisa dibangun oleh siapapun, ide besar itu bisa digagas oleh siapapun, termasuk mereka (mahasiswa).


“Rupanya mereka memilih ranah akademik ini untuk diskusi, ini sangat positif dalam mencari solusi daripada, mungkin teriak-teriak menyuarakan gagasannya," terang Faizin.


Menurutnya, pembahasan Kampus Ramah Gender dan Disabilitas tidak cukup hanya pada kegiatan seremonial, tetapi harus menghasilkan beberapa poin besar yang perlu direalisasikan. Lebih lanjut, pelayanan disabilitas bukanlah keinginan tapi kebutuhan. Pasalnya, semua anak bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam akses pendidikan.


“Maka sebuah keharusan bagi UIN KHAS memberikan pelayanan terbaik dan ruang yang ramah kepada mahasiswa penyandang disabilitas,” ungkapnya.


Faizin juga mengajak calon mahasiswa baru tanpa memandang latar belakang apapun untuk bergabung bersama UIN KHAS Jember. "Kami tidak sedang melihat dari latar belakang, termasuk mohon maaf, misalnya disabilitas. Kita semua sama, anak bangsa, memiliki hak pendidikan yang sama," pungkasnya.