• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pendidikan

Di FH UIN Malang, Kiai Marzuki Bahas Pentingnya Umat Muslim Jadi Moderat

Di FH UIN Malang, Kiai Marzuki Bahas Pentingnya Umat Muslim Jadi Moderat
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad, Kota Malang, yang sekaligus dosen FH UIN Malang, Dr KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/humas)
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad, Kota Malang, yang sekaligus dosen FH UIN Malang, Dr KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/humas)

Malang, NU Online Jatim

Dalam rangka meningkatkan spiritualitas sivitas akademika, Fakultas Humaniora (FH) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menggelar pengajian Ramadhan di ruang teater FH, Selasa (04/04/2023).


Kegiatan tersebut menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad, Kota Malang, yang sekaligus dosen FH UIN Malang, Dr KH Marzuki Mustamar.


Dalam kajian bertajuk ‘Membangun Spiritualitas Moderasi Melalui Puasa’, Kiai Marzuki membahas pentingnya umat muslim menjadi moderat dan memahami teks keagamaan dengan tepat dan akurat.


“Untuk dapat memahami teks Al-Qur’an dan al-Hadits dengan benar, harus faham ilmu alat bahasa Arab,” ujarnya.


Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) ini menyampaikan banyaknya kesalahpahaman dalam memaknai ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, bermula dari kegagalan memahami teks.


“Minimnya penguasaan ilmu alat, menyebabkan gagal paham semakin besar,” terang kiai kharismatik kelahiran Kota Blitar tersebut.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Marzuki mencontohkan berbagai pemaknaan harfiyah dalam ayat Al-Qur’an yang berimplikasi pada kelirunya pelaksanaan syariat.


Dari ihwal syariat yang sehari-hari dilakukan, seperti wudhu, shalat, puasa, hingga aktivitas sosial masyarakat lainnya.  Menurutnya, kontroversi yang terjadi di masyarakat bukanlah karena dalil yang dipakai berbeda, namun cara memahaminya yang tidak sama.


“Dalil yang dipakai sama, namun cara memahaminya berbeda. Maka, memahami teks agama tidak cukup diartikan secara tekstual, namun harus juga dilihat konteksnya”, jelasnya.


Kiai Marzuki juga menekankan pentingnya umat Islam mendayagunakan akal sehat dalam beragama. Eksistensi manusia banyak diwarnai oleh akal sehat yang dioptimalkan dalam berpikir, menimbang, menentukan pilihan, bahkan mengambil alternatif keputusan, terlebih menyangkut penentuan hukum dalam realitas kehidupan yang dinamis.


“Agama ini sangat menghargai peran akal manusia. Bahkan akal dijadikan syarat taklif. Maka akal sehat harus dioptimalkan sebagai penunjang keimanan,” tegasnya.


Di penghujung tausiyahnya, Kiai Marzuki juga menekankan pentingnya pemahaman konteks sosial dan budaya dalam menyikapi fenomena sosial yang berlaku di masyarakat luas. Pemahaman yang komprehensif tentang hukum Islam dipadukan dengan konteks sosial, menjadikan seorang muslim lebih bijak dalam bersikap dengan obyektif, dan terhindar dari justifikasi berlebihan terhadap golongan lain.


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan bagi para peserta mengenai pentingnya ilmu alat dalam bahasa Arab, yakni nahwu dan shorof dalam memahami agama Islam.


Pendidikan Terbaru