Malang, NU Online Jatim
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (Unisma), Dr. H. Mocthar Data, M.Pd menyampaikan makna dan tujuan puasa Ramadhan dalam kehidupan modern. Ia menyoroti bagaimana ibadah puasa tidak hanya menjadi bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga memiliki dampak positif dalam membentuk pribadi Muslim yang lebih baik di era digital.
Hal itu disampaikannya dalam rangkaian program Kultum Ramadhan episode 8 melalui saluran YouTube Humas Unisma Official, Ahad (09/03/2025).
Menurutnya, puasa Ramadhan memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang Muslim. Ibadah ini bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai ajang pelatihan diri untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, seimbang, dan memiliki kepribadian Islamiah yang utuh.
"Pada bulan yang suci ini, kita akan ditempa menjadi kader-kader umat yang memiliki rahasia Islamiah, mutakamilah, mutawazinah, kader yang memiliki kepribadian Islami yang utuh dan seimbang," ujarnya.
Dirinya mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, yang menyatakan bahwa puasa bertujuan untuk meningkatkan keimanan, membersihkan jiwa, serta memperkuat ketakwaan kepada Allah SWT. Dr. Mocthar juga mengaitkan puasa dengan tantangan kehidupan modern yang ditandai oleh kemajuan teknologi, globalisasi, serta kebebasan berekspresi di media sosial. Puasa bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang dapat membantu individu mengendalikan diri di era digital yang serba bebas.
"Saat puasa di era kebebasan berekspresi ini, kita dituntut untuk mampu mengendalikan mata dan lisan kita. Hindari melihat sesuatu yang haram dan tidak pantas serta tetap fokus pada kegiatan yang positif dan bermanfaat," terangnya.
Lebih lanjut, pengendalian diri dalam berbicara dan berperilaku di dunia digital menjadi hal yang sangat penting di era modern. Ia mengutip kisah sahabat Rasulullah, Sufyan bin Abdillah Asaqofi, yang pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, apa yang paling engkau khawatirkan terhadap diriku?" Rasulullah kemudian menjawab dengan memegang lidah beliau, seraya bersabda, "Orang Muslim adalah orang yang orang-orang lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya."
Dr. Mocthar menegaskan bahwa puasa bukan hanya tentang menahan diri secara fisik, tetapi juga membangun kesadaran spiritual dan sosial yang lebih tinggi. Dalam kehidupan modern yang sering kali dipenuhi dengan kesibukan duniawi, puasa dapat menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
"Melalui puasa Ramadhan, diharapkan tercetak hamba Allah yang sehat jasmani, berakhlak mulia, bersikap sosial, dan berkomitmen di jalan dakwah untuk menggapai ridha Allah," tambahnya.
Puasa Ramadhan bukan hanya sebatas ibadah yang dilakukan setiap tahun, tetapi juga merupakan sarana untuk membentuk karakter yang lebih baik dalam menghadapi tantangan kehidupan modern.
Dengan menahan diri dari godaan duniawi, menjaga etika dalam berinteraksi, serta mempererat hubungan dengan sesama, setiap Muslim diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai puasa dalam kehidupan sehari-hari.