• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Pendidikan

Festival Budaya, FH UIN Malang Bahas Agama dalam Kebudayaan

Festival Budaya, FH UIN Malang Bahas Agama dalam Kebudayaan
Habib Husein Ja'far Al Hadar saat menjadi pemateri di kampus UIN Malang. (Foto: NOJ/Humas UIN)
Habib Husein Ja'far Al Hadar saat menjadi pemateri di kampus UIN Malang. (Foto: NOJ/Humas UIN)

Malang, NU Online Jatim
Festival Budaya Fakultas Humaniora (FH) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang 2022 tampak meriah. Festival selama satu pekan hingga Selasa, 01 November 2022  menghadirkan Habib Husein Ja'far Al Hadar dengan tema ‘Garis Batas Antara Agama dan Budaya dalam Kebhinekaan Indonesia’ di Home Theater Humaniora, diikuti dari berbagai daerah untuk mengikuti seminar.


Ketua pelaksana Festival Budaya FH UIN Malang, Anshorulloh Farouk mengatakan, tema yang diambil dalam seminar ini sejalan dengan tema utama Festival Budaya 2022 yang bertajuk ‘Gliyak Tumindak Ngangsu Budaya Nuswantoro’. Dirinya menghadirkan pemateri Habib Husein sebab sosoknya dipandang mewakili generasi milenial yang memiliki pengetahuan agama yang baik. Termasuk memiliki sudut pandang moderat dalam menyikapi perbedaan.


"Indonesia dianugerahi keragaman budaya dan agama. Perlu pemahaman yang benar dalam menyikapi perbedaan dalam Keragaman. Habib Husein merupakan sosok yang tepat untuk dijadikan inspirasi bagi generasi muda," katanya, Senin (31/10/2022).


Sementara, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan dan Kerjasama, Dr Galuh Nur Rohmah dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi kepada DEMA FH UIN Malang. "Selamat dan sukses kepada DEMA FH UIN Malang atas terselenggaranya Festifal Budaya 2022 ini," ungkapnya.


Dirinya menambahkan, terselenggaranya kegiatan ini menunjukkan peran aktif mahasiswa dalam merespon isu-isu keragaman dalam kebhinekaan. Pihaknya berharap, mahasiswa sebagai agen perubahan mempunyai cara pandang yang moderat dan memiliki kesadaran beragama di tengah realitas budaya interkultural.


"Semangat salam beragama tinggi juga disertai dengan kompetensi budaya interkultural. Keberagaman jika dimaknai sebagai sebuah modal vital dalam membangun, sehingga mampu menjadikan kita bangsa yang damai, kuat, dan bermartabat," pungkasnya.


Pendidikan Terbaru