Syamsul Ghufron, Dosen Unusa Jadi Guru Besar Pendidikan Bahasa Indonesia
Sabtu, 24 Mei 2025 | 20:00 WIB

Dosen Unusa Prof Dr Syamsul Ghufron saat pengkuhan Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia. (Foto: NOJ/ Dok. Unusa)
Yulia Novita Hanum
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Salah satu dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Prof Dr Syamsul Ghufron MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia. Prosesi pengukuhan berlangsung di Auditorium Kampus B, Jalan Jemursari 57 Surabaya, Kamis (22/05/2025) lalu.
Lahir di Mojokerto pada 27 September 1965, Prof Ghufron telah mengabdikan diri di dunia pendidikan sejak awal 1990-an. Ia dikenal sebagai akademisi yang konsisten dalam mengembangkan kajian pragmatik, sosiolinguistik, dan pembelajaran bahasa, serta memiliki kontribusi besar dalam pengembangan kurikulum dan metodologi pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat perguruan tinggi.
Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul: "Bahasa Indonesia sebagai Media Pendidikan Karakter Rahmatan Lil Alamin: Integrasi Nilai dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”,
Prof Ghufron menekankan pentingnya peran bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai media pembentuk karakter yang inklusif, humanis, dan religius.
"Bahasa bukan sekadar alat ujaran, tapi juga cerminan nilai dan karakter suatu bangsa. Dalam struktur fonologi, morfologi, hingga sintaksisnya, bahasa Indonesia menyimpan potensi luar biasa untuk menanamkan nilai-nilai rahmatan lil alamin," ujarnya di hadapan hadirin.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa, di mana aspek kebahasaan tidak diajarkan secara kaku, melainkan ditautkan dengan nilai-nilai etika, keagamaan, dan sosial budaya, sebagaimana telah lama dipraktikkan dalam tradisi pendidikan pesantren di Indonesia.
Di bagian lain makalahnya, Prof Ghufron mengatakan, salah satu konsep penting dalam pendidikan karakter adalah Rahmatan lil Alamin (RA), yaitu ajaran Islam tentang kasih sayang universal. Menurutnya, integrasi nilai RA dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya menyentuh aspek linguistik, tetapi juga pengembangan karakter.
“Setiap elemen bahasa—fonologi, morfologi, sintaksis—berpotensi menanamkan nilai moral sesuai prinsip RA,” katanya.
Dijelaskan, integrasi nilai RA dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat strategis untuk membentuk generasi yang cerdas, empatik, dan membawa kedamaian bagi sesama.
Sementara Rektor Unusa, Prof Dr Achmad Jazidie MEng, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas kiprah Prof Ghufron. Menurutnya, Prof Ghufron selama ini telah berkontribusi dalam pengembangan akademik dan moral generasi muda melalui bahasa.
“Kita patut bangga memiliki sosok ilmuwan yang tidak hanya tajam secara keilmuan, tetapi juga bijak dalam menyampaikan nilai kehidupan melalui bahasa,” tuturnya.
Terpopuler
1
Menata Ulang Relasi Kiai dan Santri Ndalem
2
Mengenal Kudapan Jalabiya, Jajanan Tradisional Kue Manis Khas Dungkek Madura
3
KH Anwar Iskandar Raih Bintang Mahaputera Pratama dari Presiden Prabowo
4
Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Mahaputra untuk KH Miftachul Akhyar dan Sejumlah Tokoh NU
5
Menelusuri Ajaran Al-Qur'an dalam Pancasila
6
UNU Blitar Meriahkan BEN Carnival 2025, Tampilkan Tari Moyo
Terkini
Lihat Semua