A Habiburrahman
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Prof. Dr. Roibin, M.HI., narasumber dalam Workshop Integrasi Islam dan Sains di Rumah Singgah lantai 3, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang mengatakan, temuan penelitian yang terbilang dangkal banyak ditemukan belakangan ini. Alhasil, suatu penelitian pun tuntas dengan tidak sempurna.
Ia menuturkan, saat mengawali riset, seorang ilmuwan harus memiliki latar belakang keilmuan yang matang. Ketidakmatangan membuat pelaksanaan penelitian diawali dengan landasan yang kurang kokoh.
Hasilnya pun tidak akan sempurna dan memiliki impact. Permasalahan lainnya ialah masih melekatnya subjektivitas di pikiran Sang Peneliti.
“Jika konteksnya penelitian, maka seseorang harus menghilangkan latar belakang ideologisnya,” jelas Guru Besar Bidang Studi Kajian Islam itu, Selasa (30/05/2023).
Ia memberi contoh, jika seorang ilmuwan muslim ingin meneliti tentang studi keislaman, maka di situ ia tidak boleh hanya membagus-baguskan ajaran Islam.
“Jika ada yang salah pada praktiknya, maka harus diungkapkan,” imbuhnya.
Melaporkan hasil penelitian dengan sesungguhnya adalah tugas utama seorang peneliti. Bukan untuk tujuan menjatuhkan suatu ideologi, namun untuk menyampaikan apa sebenarnya yang terjadi di lapangan.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
3
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
4
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua