• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pendidikan

Unisma dan Komunitas Republik Gubuk Gelar Pengenalan Seni Budaya

Unisma dan Komunitas Republik Gubuk Gelar Pengenalan Seni Budaya
Suasana melukis topeng bubur kertas mahasiswa Unisma. (Foto: NOJ/humas)
Suasana melukis topeng bubur kertas mahasiswa Unisma. (Foto: NOJ/humas)

Malang, NU Online Jatim
Tim Pelaksana Program Rumah Budaya dan Peradaban Universitas Islam Malang (Unisma) tahun 2022 menggelar workshop pengenalan seni budaya bertajuk 'Topeng Bubur Kertas' bersama Komunitas Republik Gubuk dari Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang di Gedung Utsman Bin Affan, Unisma, Rabu (09/11/2022). Kegiatan ini juga dihadiri 28 peserta diantaranya dari pertukaran mahasiswa berbagai daerah dan peserta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).


Komunitas Republik Gubuk, Wondo Dony Windiarto menyampaikan perihal karakteristik bentuk topeng, mulai dari topeng dengan tokoh dari kerajaan terdahulu dan berbagai macam bentuk topeng lainnya. Selain topeng, dirinya juga menyampaikan perihal wayang. Beberapa wayang yang dipaparkan antara lain yaitu Wayang Menak yang berasal dari proses masuknya Islam ke Nusantara.


“Kemudian, Wayang Mahabarata yang lebih familiar pada ajaran Hindu. Sehingga, dalam pementasan wayang berbeda-beda karena memiliki alur cerita masing-masing,” katanya.


Menurutnya, dalam pementasan terdapat 80 karakter tokoh yang berbeda, namun yang biasanya muncul dalam pementasan hanya sekitar 5 karakter saja. Dirinya menjelaskan bahwa topeng terdiri atas dua jenis yaitu Topeng Pakem dan Topeng Carangan. Topeng Pakem merupakan suatu topeng yang standar dalam penampilannya tidak boleh diubah dan sudah diatur, sedangkan Topeng Carangan merupakan topeng yang kondisional sesuai kondisi dan bisa di variasi.


“Di daerah kami, topeng yang ditampilkan masih memegang sistem pakem, sedangkan di daerah Tengger, masih menggunakan topeng untuk pemanfaatan ritual keagamaan," jelasnya.


Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan tarian Gunung Sari yang memberikan suatu filosofi sejarah dari Ksatria Kerajaan Ranca Kencono. Tarian dilakukan oleh peraga dari Tim Komunitas Republik Gubuk dengan bagus dan menarik. Tampilan tari dari peraga tersebut menarik perhatian dari peserta sehingga suasana menjadi lebih meriah.


“Salah satu gerakan yang mengesankan dari tarian tersebut dinamakan dengan gerakan Merak Nigel,” paparnya.


Dijelaskan, atribut yang digunakan dalam tampilan ini yaitu antara lain topeng karakter dari satria Kerajaan Ranca Kencono. Selain itu, terdapat kuluk atau mahkota yang dipakai di kepala. Kemudian gelang di kedua lengan tangan, dan dipakaikan juga kece atau kalung.


“Pada bagian pinggang terdapat sabuk atau saken dan diiringi centing (rapek rumbai) juga terdapat bongseng yang dipakai di bagian kaki," tambahnya.


Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan melukis Topeng Bubur Kertas. Kegiatan ini dilakukan dengan mencurahkan imajinasi para peserta dengan keragaman budaya yang telah ditangkap dari narasumber dan dituangkan ke dalam lukisan topeng yang apik serta menarik. Pelaksanakan kegiatan ini dalam pengawasan Tim Komunitas Republik Gubuk sehingga menyajikan suatu lukisan topeng yang bervariasi. Setelah itu, hasil karya dari para peserta di dokumentasi karya topeng lukisan.


Sebagai informasi, kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang digawangi oleh Moch. Irsyadul Ibad, Adisha Nur Izzatil Muslimah, Cantika Fildzah Farhana, dan Vita Prihatiningsih.


Tim ini dibimbing oleh Dr Ifit Novita Sari. Pihaknya menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan untuk pelestarian budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi seluruh mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang memiliki passion di bidang pelestarian budaya.


Pendidikan Terbaru