• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Pendidikan

FK Unisma Gelar Seminar Peran Akademisi dalam Penanganan Bencana

FK Unisma Gelar Seminar Peran Akademisi dalam Penanganan Bencana
FK Unisma gelar seminar peran akademisi dalam penanganan bencana di Ruang Kuliah Bersama (RKB). (Foto: NOJ/humas)
FK Unisma gelar seminar peran akademisi dalam penanganan bencana di Ruang Kuliah Bersama (RKB). (Foto: NOJ/humas)

Malang, NU Online Jatim
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar seminar dan workshop peran akademisi Unisma dalam penanganan bencana di Ruang Kuliah Bersama (RKB) FK Unisma, Sabtu (05/11/2022).


Dekan FK Unisma, dr Rahma Trilianan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun dan menguatkan sinergi sivitas akademika Unisma dalam hal penanggulangan bencana. Dalam hal ini harus didahului dengan pemahaman mengenai definisi bencana itu sendiri, memahami kekuatan berupa sumber daya manusia serta program yang dimiliki untuk mengatasi bencana.


“Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana respon sivitas akademika ketika sedang terjadi bencana serta bagaimana bertahan dan melakukan rehabilitasi serta rekonstruksi setelah terjadinya bencana," katanya.


Pernyataan ini sejalan dengan Pasal 27 Undang-Undang no 24 tahun 2007 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk melakukan kegiatan penanggulangan bencana dan pedoman umum yang tertuang dalam aturan, ini berlaku bagi semua relawan bencana, baik yang berasal dari organisasi masyarakat, LSM, perguruan tinggi, sektor swasta atau pihak lainnya.


Sementara itu, Pemateri Pertama, Badan Krisis Kesehatan Jawa Timur, Sonny Oktafianto menjelaskan, bencana tidak selalu berasal dari alam. Seringkali semua justru tidak siap dengan bencana non alam dan bencana sosial yang sebenarnya juga berdampak pada jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda serta dampak psikologis lainnya.


“Tidak jarang terjadinya bencana akan memicu terjadinya dampak di bidang kesehatan, baik secara langsung yang terlihat mata seperti jatuhnya korban jiwa, korban luka atau sakit, korban yang harus mengungsi maupun yang masih berupa potensi bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujarnya.


Hal ini membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan disertai dengan kapasitas kesehatan yang tidak memadai, sehingga pada akhirnya memicu terjadinya krisis kesehatan. Untuk mengurangi besarnya risiko yang terjadi, apabila suatu kondisi bencana dapat memicu krisis kesehatan, maka terdapat perubahan paradigma untuk manajemen bencana, mulai dari paradigma tanggap darurat bencana menjadi pengurangan risiko bencana.


Pemateri Kedua, dr Putra Agung menyatakan adanya kebutuhan kolaborasi bersama dengan pihak lain dalam upaya mitigasi atau pencegahan bencana yang akan terjadi. Konsep peran pentahelix yaitu akademisi, pemerintah, masyarakat, pihak swasta dan media diperlukan dalam membangun kolaborasi dalam observasi dan pengamanan sarana prasarana, serta penyebarluasan informasi dan mitigasi bencana. Tidak semua fenomena alam menjadi, bencana yang mengakibatkan adanya kerugian material, korban jiwa dan kerusakan lingkungan.


“Tetapi perlu dipahami bahwa kita tetap harus siap dan siaga dalam menghadapi peristiwa bencana tersebut. Sehingga yang perlu dipelajari bukan hanya ilmu mengenai manajemen ketika terjadi bencana saja, tetapi risiko bencana dan penanganan risiko bencana juga menjadi sangat penting untuk dipelajari dan ditangani,” terangnya.


Pemateri Ketiga, drh Zainul Fadli menyampaikan materi dengan tema ‘Respons Penanggulangan Bencana Sebagai Bentuk Dakwah dan Penyebaran Islam Bagi Sivitas Akademika Unisma’. Dalam kegiatan itu, ditekankan perlunya reinterpretasi dan pemaknaan yang lebih proporsional mengenai konsep Islam yang mengajarkan sikap pasrah (tawakkal) terutama dalam menghadapi bencana.


“Tahapan manajemen bencana yang meliputi pencegahan, mitigasi atau kewaspadaan, masa tanggap darurat bencana dan rehabilitasi serta rekonstruksi juga merupakan ajaran Islam yang dituangkan dalam Al-Qur’an dan Hadits,” paparnya.


Dalam kegiatan ini, turut hadir perwakilan dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unisma. Selain digelar secara luring, seminar dan workshop ini juga dapat diikuti peserta dari jajaran dosen serta mahasiswa melalui aplikasi zoom meeting dan juga disiarkan langsung melalui akun youtube FK Unisma.


Setelah pemaparan materi, diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama sivitas akademika Unisma untuk pro aktif dalam hal penanggulangan bencana. Komitmen ini ditandatangani oleh 11 perwakilan dari fakultas yang ada di Unisma beserta organisasi kemahasiswaan yang ada di Unisma.


Pendidikan Terbaru