Surabaya, NU Online Jatim
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Unicef Indonesia, telah menyelenggarakan program pendampingan penguatan gizi ibu hamil di Kabupaten Bondowoso, akhir Desember 2024 lalu.
Program ini berlangsung di enam desa dampingan yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Desa Karanganyar, Petung, Poncogati, Banyu Putih, Tapen, dan Ramban Wetan.
Dosen Unusa sekaligus PIC Program, Dini Setiarsih, menyampaikan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk mendampingi sekaligus mengidentifikasi tantangan, pembelajaran, serta mencari solusi inovatif dalam pelaksanaan program intervensi gizi ibu hamil terintegrasi.
“Salah satu program penguatan gizi ibu hamil yaitu pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang KEK dan risiko KEK, hal ini juga mendukung program presiden yang baru,” ujarnya dilansir unusa.ac.id, Ahad (19/01/2025).
Dalam kunjungannya, tim Unusa melakukan observasi langsung terhadap dapur penyedia makanan tambahan (MT), proses distribusi, hingga edukasi gizi kepada sasaran ibu hamil.
Program ini juga menyoroti pentingnya edukasi gizi bagi ibu hamil untuk untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik. Di seluruh desa, setiap kemasan makanan tambahan (PMT) dilengkapi dengan label edukasi yang berisi pesan penting.
“Seperti anjuran rutin mengonsumsi tablet tambah darah, menjaga asupan gizi seimbang, dan meningkatkan konsumsi protein hewani,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, pelaksanaan program telah berlangsung bagus dengan mengikuti standar yang telah ditentukan baik pada proses pengolahan, penyajian maupun menu yang disediakan. Distribusi makanan dilakukan dengan mengumpulkan ibu hamil bagi yang rumahnya berdekatan namun juga melakukan distribusi langsung ke rumah sasaran jika jaraknya jauh dari lokasi dapur.
“Sambil lalu kami juga memberikan edukasi salah satunya mengenai pentingnya PMT sebagai tambahan, bukan pengganti makanan utama,” terangnya.
Unusa dan Unicef Indonesia berencana untuk melanjutkan upaya ini dengan mengembangkan dapur sentral untuk efisiensi waktu dan pengawasan serta mengadvokasi pemerintah daerah agar memberikan dukungan lebih besar terhadap program gizi ibu hamil.
“Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan generasi masa depan Indonesia,” pungkasnya.