• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Pendidikan

Unusa Kenalkan Pola Hidup Sehat kepada Santri Al-Hidayah Bangkalan 

Unusa Kenalkan Pola Hidup Sehat kepada Santri Al-Hidayah Bangkalan 
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Unusa melakukan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al-Hidayah 2 Bangkalan tentang hidup sehat. (Foto: NOJ/Humas)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Unusa melakukan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al-Hidayah 2 Bangkalan tentang hidup sehat. (Foto: NOJ/Humas)

Surabaya, NU Online Jatim
Pengetahuan akan pentingnya pla hidup sehat dan menyadari asupan gizi dalam tubuh harus diketahui sejumlah kalangan, termasuk kalangan remaja di pesantren. Hal itu juga yang menjadi perhatian Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).


Sejak Jumat hingga Ahad (09-18/12/2022), sejumlah mahasiswa Fkes Unusa melakukan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al-Hidayah 2 Bangkalan. Kegiatan mengambil tema Aksi Bergizi, Hidup Sehat Sejak Sekarang untuk Remaja Kekinian. 


“Kegiatan ini merupakan salah satu kerja sama anatara Unusa dengan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi,” kata Ketua Tim Pengmas FKes, Dr. Dini Setiarsih, S.P., M.Kes, Senin (12/12/2022).


Dijelaskan lebih lanjut bahwa kerja sama diperoleh melalui Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU). 


“Dalam acara ini diikuti sebanyak seratus santriwati, di mana banyak dari mereka yang mengalami malnutrisi seperti kelebihan berat badan,” jelasnya. 


Dikemukakan bahwa dari laporan pengasuh pesantren banyak remaja  santriwati tidak senang untuk makan sayur. Padahal hal tersebut membuat mereka mengalami kelebihan berat badan.


“Tidak hanya tidak senang makan sayur, santriwati inu juga minim aktifitas fisik seperti berolahraga. Jadi kami juga memberikan bagaimana pola hidup sehat tidak hanya dari makanan tapi dari kebiasaan berolahraga," ujar Dini.


Dalam edukasi ini, dosen serta mahasiswa mulai memperkenalkan manfaat dan khasiat daun kelor serta memberikan cara membuat teh daun kelor. Santriwati belajar membuat teh dari daun kelor kering atau bubuk yang membuat santriwati pun antusias mencoba teh yang mereka buat sendiri. 


"Kami berharap edukasi ini diharapkan santriwati lebih menyukai dan menyadari manfaat konsumsi sayur khususnya daun kelor," ungkapnya.


Selain itu, edukasi pentingnya aktivitas fisik sebagai bentuk penerapan gizi seimbang. Juga menyiapkan alat kesehatan yang dapat dimanfaatkan santriwati sehingga dapat mereka gunakan di dalam lokasi pondok karena mereka terbatas untuk aktifitas di luar. 


"Jika konsumsi makanan diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup maka diharapkan angka gizi lebih di kalangan santriwati dapat berkurang," ungkap dosen dari Prodi S1 Gizi tersebut. 


 

Fakta Obesitas di Indonesia

Prevalensi obesitas sentral di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan tersebut yaitu dari 18,8 persen pada tahun 2017, 26.6 persen pada tahun 2013 dan 31,0 persen pada tahun 2018. Sedangkan menurut data UNICEF menyebutkan satu dari tujuh remaja di Indonesia mengalami obesitas. 


Sementara itu di Pesantren Al Hidayah 2 Bangkalan ditemukan 3 dari 10 santriwati mengalami kelebihan berat badan (overweight dan obesitas). Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan beberapa faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas. 


Unicef menyebutkan bahwa masalah asupan, tidak hanya jumlah namun juga jenis makanan berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan prevalensi obesitas. Obesitas memiliki dampak terhadap kualitas hidup yang tidak dapat disepelekan dimana bisa pemicu timbulnya penyakit degeneratif seperti hipertensi, dislipidemia dan diabetes melitus. Sedangkan obesitas pada anak usia sekolah juga dapat menjadi penyebab menurunnya prestasi belajar karena menurunnya konsentrasi belajar, mudah mengantuk dan menurunnya tingkat keaktifan anak.


Editor:

Pendidikan Terbaru