• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Metropolis

Terciduk Mudik di Jatim, Bakal Dikarantina 5 Hari tanpa Bekal Gratis

Terciduk Mudik di Jatim, Bakal Dikarantina 5 Hari tanpa Bekal Gratis
Ilustrasi mudik. (Foto: NOJ/Antara)
Ilustrasi mudik. (Foto: NOJ/Antara)

Surabaya, NU Online Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jatim melarang warga untuk melakukan mudik pada saat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah nanti. Mereka yang nekat mudik dan terciduk petugas bakal dikarantina di tempat khusus selama lima hari tanpa diberikan bekal secara gratis. Semua kebutuhan pemudik nekat selama karantina harus dipenuhi sendiri.

 

Hal itu disampaikan Khofifah usai mengikuti rapat koordinasi persiapan operasi ketupat secara virtual dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dari Markas Kepolisian Daerah Jatim di Surabaya, Rabu (21/04/2021). Hadir pula bersama Khofifah Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto.

 

"Mereka yang nekat mudik harus menjalani karantina 5x24 jam dengan biaya yang dibebankan kepada masyarakat yang akan mudik itu. Jadi ini perlu tersampaikan kepada masyarakat," kata Khofifah kepada wartawan.

 

Mengacu pada Instruksi Mendagri 9/2021, posko desa atau kelurahan nantinya bisa menyiapkan tempat karantina mandiri selama 5x24 jam bagi pemudik dengan penerapan protokol kesehatan. "Biaya karantina pun dibebankan kepada orang yang bersangkutan," ujar Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu.

 

Ia menjelaskan, sesuai dengan keputusan pemerintah, larang mudik dan balik selama Lebaran itu berlaku dari tanggal 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Di Jatim sendiri akan dilakukan penyekatan di delapan titik, terbagi menjadi delapan rayon. Titik-titik penyekatan tersebut berada di perbatasan yang memungkinkan memantau pergerakan kendaraan dan orang yang akan mudik.

 

Khofifah mengatakan bahwa keputusan tersebut dilakukan pemerintah demi keselamatan masyarakat, yakni mencegah warga tertular Covid-19. Karena itu dia meminta masyarakat Jawa Timur yang sedang merantau agar bersabar sedikit untuk tidak mudik ke kampung halaman saat Lebaran. Kasus Covid-19 di Jatim memang sudah landai, tapi di beberapa negara lain sedang terjadi tren gelombang penularan ketiga.

 

Sebelumnya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur mengeluarkan surat pernyatan dan imbauan yang ditandatangani Rais Syuriyah KH Anwar Manshur, Katib Syuriyah KH Syafruddin Syarif, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, dan Sekretaris Akhmad Muzakki pada tanggal 09 April 2021. Surat itu bernomor 894/PW/A-ll/L/lV/202.

 

Ada empat poin tertuang dalam sikap resmi PWNU Jatim tersebut. Di antaranya mendukung kebijakan pemerintah tentang peniadaan mudik dan pembatasan mobilitas orang selama Lebaran 2021. Namun demikian, PWNU Jatim juga mendorong pemerintah untuk hendaknya juga menertibkan tempat-tempat wisata supaya menerapkan protokol kesehatan ketat.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru