• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

5 Film yang Disarankan untuk Nobar Agustusan

5 Film yang Disarankan untuk Nobar Agustusan
Salah satu adegan di film Sang Kiai. (Foto: NOJ/wordpress.com)
Salah satu adegan di film Sang Kiai. (Foto: NOJ/wordpress.com)

Banyak kegiatan yang diselenggarakan masyarakat dalam rangka memeriahkan 17 Agustus. Dari mulai aneka lomba, adu kreasi, hingga nonton film berjamaah alias nonton bareng atau nobar. Semua bermuara kepada keinginan untuk kembali menggelorakan semangat para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

 

Setidaknya ada 5 film kemerdekaan yang disarankan untuk ditonton bareng pada momentum Agustusan seperti saat ini. Hal tersebut tentu saja demi menumbuhkan rasa nasionalisme sekaligus menghargai kiprah para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya untuk meraih kemerdekaan.

1. Darah dan Doa/The Long March (1950)

Ini merupakan film Indonesia pertama yang diproduksi setelah kemerdekaan. Hari pertama film tersebut melakukan syuting yaitu 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Film Darah dan Doa disutradarai oleh Usmar Ismail, dan diproduksi oleh Pusat Film Nasional Indonesia (Perfini).


Film ini berlatar belakang Perang Kemerdekaan Indonesia, yaitu long march (kembalinya) Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Setelah Yogyakarta sebagai Ibu Kota Indonesia saat itu diserang oleh Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Film ini lebih berfokus kepada Kapten Sudarto.


2. Mereka Kembali (1972)

Film ini disutradarai oleh Imam Tantowi, menceritakan tentang perjalanan long march, yaitu kembalinya Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Jadi akibat perjanjian Renville 18 Januari 1948 mengharuskan Divisi Siliwangi hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta. Ketika Belanda melanggar perjanjian itu, sesuai dengan instruksi dari Jenderal Soedirman, Divisi Siliwangi harus kembali ke Jawa Barat.


Tidak mudah bagi Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Jalan kaki melewati hutan lebat, sungai besar, belum lagi sergapan dari Belanda, dan mereka ikut serta membawa keluarga. Setelah sampai di Jawa Barat, bukan hanya Belanda yang mereka hadapi, tetapi juga DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).


3. Kereta Api Terakhir (1981)

Film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Pandir Kelana, dan disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo.


Film ini berlatar belakang gagalnya perjanjian Linggarjati, atau yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda I, beberapa daerah di Jawa diduduki oleh Belanda. Nah, kereta api sebagai mode transportasi penting saat itu dari berbagai daerah dikumpulkan di Stasiun Purwokerto. Markas Besar TNI di Yogya memerintahkan untuk menarik kereta api ke Yogya, karena Belanda sudah menduduki Tegal.


Perjalanan kereta api yang terakhir diberangkatkan tidaklah mudah, penuh dengan hambatan, berulang kali diserang oleh pesawat Cocor Merah.


4. Oeroeg (1993) 

Film ini disutradarai oleh Hans Hylkema yang merupakan sutradara asal Belanda, dan juga merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama karya Hella S Haasse yang merupakan penulis asal Belanda.


Film ini menceritakan tentang seorang tentara Belanda yang lahir dan besar di Indonesia bernama Johan Ten Berghe. Ia berkawan baik dengan anak laki-laki pembantu ayahnya. Johan Ten Berghe yang sudah menjadi tentara Belanda datang kembali ke Indonesia untuk melakukan misi perang, dan juga sekaligus mencari keberadaan ayahnya. Namun, ia menemukan ayahnya sudah tidak bernyawa. Cerita berlanjut dengan petualangan Johan Ten Berghe untuk mencari sahabatnya Oeroeg yang bergabung dengan TNI.


5. Sang Kiai (2013)

Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini mengangkat kisah pahlawan nasional, pejuang kemerdekaan Indonesia, pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari.


Film ini berlatar belakang masa pendudukan Jepang, ketika KH M Hasyim Asy'ari dipenjara oleh Jepang. Karena dituduh terlibat dalam peristiwa Cukir dan menolak untuk melakukan seikerei atau menghormat kepada matahari. Kemudian berlatar belakang tercetusnya Resolusi Jihad, terbunuhnya Brigjen Mallaby oleh salah satu santri KH M Hasyim Asy'ari.

 


Demikianlah 5 film yang dapat dijadikan sebagai pilihan kalau diselenggarakan nonton bareng. Bisa juga dilakukan diskusi sebelum atau sesudah film diputar demi menambah wawasan generasi muda terhadap makna kemerdekaan yang diperingati setiap bulan Agustus.


Editor:

Rehat Terbaru