• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Rehat

Cerita Kiai As’ad Sukorejo Ajak Preman Shalat Jumat

Cerita Kiai As’ad Sukorejo Ajak Preman Shalat Jumat
Cara berbeda dIlakukan allahumma yarham Kiai As'ad mengajak preman shalat Jumat. (Foto: NOJ/indonesiainside.id)
Cara berbeda dIlakukan allahumma yarham Kiai As'ad mengajak preman shalat Jumat. (Foto: NOJ/indonesiainside.id)

KHR As’ad Syamsul Arifin atau Kiai As’ad adalah di antara tokoh yang memiliki pengaruh besar di kawasan Tapal Kuda. Sosoknya adalah Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.


Pengaruh dan kharisma yang demikian besar tersebut menjadikan Kiai As’ad sebagai sosok yang demikian dihormati, tidak semata kalangan santri. Beberapa preman dan kalangan begundal juga takluk kepada Kiai As’ad. Hal tersebut karena model dakwah yang dilakukan demikian mengena. Tidak harus dengan memberikan ceramah, namun lewat motode yang menyentuh akhirnya menjadikan kalangan preman berkenan menjadi shalih.


Salah satu yang menjadi pembicaraan masyarakat adalah kemampuan almaghfurlah dalam menggaet preman di kawasan Bondowoso untuk ikut shalat Jumat. Cerita ini disampaikan salah seorang santrinya, H Ikrom Hasan yang dimuat di NU Online.


Dalam suatu kesempatan, Kiai As'ad mengumpulkan sejumlah preman. Pada pertemuan itu, Kiai As'ad minta tolong kepada kepala mereka untuk menjagakan sandal para jamaah shalat Jumat yang kerap hilang.


"Sandal jamaah di maajid ini sering hilang kalau shalat Jumat, saya bisa minta tolong untuk menjagakannya agar tidak hilang?" pinta Kiai As'ad.


Seketika dedengkot para preman itu, menyanggupinya.


"Gampang itu, kiai. Paling yang mencuri ya anak buah saya. Biar saya yang akan menjaga," katanya dengan bangga.


Pertemuan pun diakhiri dengan kesepakatan sebagaimana di atas. Kiai As'ad berpamitan seraya mengucapkan terima kasih kepada para preman tersebut.


Hari Jumat pun tiba. Si dedengkot preman itu tampak berjaga di dekat masjid. Berkat pengawasannya tersebut, tak ada sepasang sandal pun yang hilang. Suasana tersebut berlaku pada Jumat berikutnya. Hingga pada Jumat keempat, si dedengkot preman yang menjaga sandal itu merasa ada yang aneh. Sebagai sosok yang disegani dan ditakuti banyak orang, ia merasa tidak kelasnya untuk melakukan tugas tersebut. 


"Masak sih saya menjaga sandal tukang becak, penjual kacang dan orang-orang remeh itu," gugatnya.


"Seharusnya saya juga shalat dan sandal saya yang dijaga," imbuhnya.


Persoalan itu, lantas ia adukan ke Kiai As'ad. Dengan tenang Kiai As'ad balik bertanya.


"Kalau sampean ikut shalat, lantas siapa yang menjaga sandalnya?"


"Tenang, kiai," jawab si dedengkot preman.


"Saya punya banyak anak buah. Biar mereka yang menjaga, saya yang shalat," tegasnya.


Kiai As'ad pun menyetujuinya sembari mengucap syukur dalam hati atas hidayah yang tak langsung diberikan kepada si preman tersebut. Proses itu pun berlanjut ke preman lainnya.


Saat disuruh menjaga sandal, ia pun merasa aneh.


"Masak, preman suruh menjagakan sandal preman," gugatnya balik.


Akhirnya, mereka satu per satu pun ikut shalat Jumat.


Demikianlah cara allahumma yarham Kiai As'ad mendakwahkan ajaran-ajaran Islam. Penuh kearifan, tanpa ada pemaksaan yang terkadang berujung pada pemberontakan. Namun, lanjut H Ikrom, selama proses dakwah tersebut, Kiai As'ad tak pernah berhenti bertaqarub kepada Allah. Ia bermunajat meminta kepada Sang Kholik untuk memberikan hidayah kepada para preman tersebut. Berkat kekuatan doa Kiai As'ad itulah, para preman mendapatkan hidayah. 


Subhanallah, ikhtiar lahir dan batin dilakukan Kiai As’ad demi memastikan masyarakat dapat melaksanakan perintah agama dengan penuh kesadaran, bukan lantaran dipaksa. Sebuah catatan bagi para penyeru agama dalam berdakwah agar mengedepankan pendekatan dari hati ke hati dan diimbangi dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT .


Editor:

Rehat Terbaru