• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

Mengenang Shalat Jumat dan Khutbah Pertama Nabi Muhammad

Mengenang Shalat Jumat dan Khutbah Pertama Nabi Muhammad
Jumat disebut juga sebagai sayyidul ayyam sehingga harus disambut dengan semangat berbeda. (Foto: NOJ/NU Network)
Jumat disebut juga sebagai sayyidul ayyam sehingga harus disambut dengan semangat berbeda. (Foto: NOJ/NU Network)

Umat Islam hendaknya tidak semata melawati hari Jumat begitu saja. Perlu perhatian khusus sehingga saat memasuki hari Jumat, maka akan berbeda dengan hari lain. Bahkan kala hendak memasuki hari istimewa ini yakni saat Kamis petang  sudah banyak perbedaan amaliah yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada hari Jumat yang disebut dengan sayyidul ayyam atau pemimpin segala hari.


Dan di antara hal menarik yang hendaknya juga menjadi perhatian umat islam saat berada di hari Jumat adalah peristiwa yang terkandung di dalamnya. Karena Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan sahabatnya seperti Abu Bakar al-Shiddiq pernah singgah di Quba, kota kecil berjarak kira-kira tujuh kilometer dari kota Madinah. Selama tinggal di Quba, Nabi dengan para sahabatnya yang terdiri dari para muhajir (orang-orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan penduduk Quba membangun suatu masjid yang disebut dengan Masjid Quba. Itulah masjid yang pertama kali dibangun Nabi dan para sahabatnya, yang ditegakkan atas dasar takwa kepada Allah.


Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam salah satu ayat Al-Qur’an sebagai berikut: 


  لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

 

Artinya: Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu (dhirar) selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. di dalam masjid itu terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri, dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. Al-Taubah, 9:108).


Nabi Muhammad sampai di Quba pada hari Senin, setelah tinggal selama empat atau empat belas hari. Dan telah selesai membangun masjid yang pertama kali didirikan itu, beliau dan para sahabatnya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke kota Madinah yang selama ini menjadi tumpuan harapan. Pada hari Jumat pagi sekali, Nabi dan para sahabatnya berangkat menuju Yatsrib atau Madinah.


 

Pesan saat Shalat Jumat Pertama

Menjelang memasuki kota Madinah pada kilometer empat, beliau sampai di suatu lembah bernama Wadi Ranuna milik keluarga Bani Salim ibn Auf, di tempat itu Nabi dan rombongan melakukan shalat Jumat. (M Muhyiddin, Sayyiduna Muhammad Nabi al-Rahmah, halaman:. 61). Itulah shalat Jumat pertama yang dilakukan Nabi dan para sahabatnya. Sampai sekarang jamaah haji selalu menyempatkan diri berkunjung ke masjid tersebut, dinamai Masjid Jumat karena dipakai shalat Jumat untuk yang pertama kalinya.


Dalam khutbahnya yang pertama itu Nabi mewasiatkan beberapa pelajaran yang penting, di antaranya sebagai berikut: Wahai manusia, hendaklah kamu berbuat kebajikan bagi dirimu sendiri, kamu akan mengetahui, demi Allah, sesungguhnya seseorang dari kamu dikejutkan dengan suara gemuruh, sehingga meninggalkan domba gembalaannya, maka domba itu tidak ada penggembalanya lagi. Allah berfirman padanya, padahal tidak ada penerjemah dan tidak ada penghalang yang menghalangi di sisi-Nya: Tidakkah rasul-Ku telah datang kepadamu menyampaikan kebenaran? Aku karuniakan kepadamu harta dan kenikmatan yang banyak maka apa yang dapat kamu kerjakan untuk dirimu? Orang itu kemudian menoleh ke kiri dan ke kanan, semuanya lengang tidak melihat sesuatu. Kemudian melihat ke depannya, ia pun tidak melihat sesuatu kecuali jahannam. Siapa yang ingin terlepas dari siksa jahannam, meskipun hanya sekedar berbuat baik kepada orang lain dengan memberikan secuil buah kurma, hendaklah ia lakukan. Jika secuil buah kurma pun tidak dimilikinya maka hendaklah ia bertutur kata yang baik. Karena tutur kata yang baik adalah amal perbuatan yang terpuji..... (M Khudry Bek, Nur al-Yaqien, halaman: 82).


Khutbah tersebut mengarahkan umat manusia agar selalu berbuat kebajikan terhadap sesamanya dan tidak mencampakkan dirinya dalam kehancuran dan kenistaan. Sebagai umat Islam, kita wajib memberikan bantuan terhadap mereka yang membutuhkannya. Bantuan itu bisa berupa harta, wisdom (kebijaksanaan), jasa, nasihat, pikiran, doa, dan bertutur kata yang baik.


Umat Islam diarahkan Al-Qur’an agar senantiasa menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, tidak diperkenankan mengabaikan salah satunya. 


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ


 

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash, 28: 77).

 

Mengenai perseimbangan kehidupan, yang juga berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Ibn al-Asakir meriwayatkan sebagai berikut: 


 لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِآخِرَتِهِ، وَلا آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيبَ مِنْهُمَا جَمِيعًا، فَإِنَّ الدُّنْيَا بَلاغٌ إِلَى الْآخِرَةِ

 

Artinya: Bukanlah orang yang terbaik di antaramu, orang yang meninggalkan kehidupan dunia karena semata-mata mengejar kehidupan akhirat, atau meninggalkan akhirat karena semata-mata mencari kehidupan dunia, hingga ia memperoleh keduanya sekaligus. Karena kehidupan dunia adalah sarana untuk mencapai akhirat....


Demikianlah beberapa hal yang hendaknya menjadi perhatian umat Islam saat berada di hari Jumat. Sekali lagi, banyak hal yang harusnya menjadi pelajaran penting saat telah memasuki hari Jumat.


Editor:

Rehat Terbaru