• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Rehat

Pesan Gus Baha: Sampaikan Ajaran Agama dengan Suka Cita

Pesan Gus Baha: Sampaikan Ajaran Agama dengan Suka Cita
KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat haul Gus Dur di Tebuireng, Jombang. (Foto: NOJ/NJ)
KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat haul Gus Dur di Tebuireng, Jombang. (Foto: NOJ/NJ)

Ada yang berbeda saat menyimak penjelasan KH Bahauddin Nursalim. Pada saat pengajian umum atau kajian kitab, yang melekat dari sosok kiai yang lebih akrab disapa Gus Baha ini adalah menyampaikan materi dengan suka cita.

 

Sehingga saat menggelar pengajian secara langsung atau di sejumlah rekaman, tidak sedikit yang terkekeh dan tertawa renyah lantaran materinya sarat dengan humor.

 

Karena itu sangat tepat kalau kemudian ADDAI atau Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia memilih Gus Baha sebagai dai of the year. Karena dakwahnya dinilai sangat berhasil dan mempengaruhi arah keberislaman masyarakat pada umumnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Quran (LP3iA) Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini menjelaskan terkait model dakwah yang dipilih. Bahwa agama harus dibawa secara menyenangkan agar membawa keceriaan hati dan sosial.

 

"Kanjeng Nabi paling marah jika suatu kebaikan menjadi problem,” katanya suatu ketika.

 

Menurut Gus Baha, hal tersebut juga menjadi pesan almarhum ayahnya, KH Nursalim. “Saya masih ingat wasiat bapak bahwa kalau ngajar atau berdakwah, guyon saja. Sebab orang yang sedang ngaji itu sudah dibebani banyak hal; punya utang, takut istri dan lainnya,” urainya.

 

Lebih lanjut disampaikan bahwa keinginan masyarakat awam mendalami agama adalah sebuah kesempatan yang layak dihargai.

 

"Jangan membuat mereka menangis kedua kalinya. Di rumah sudah punya masalah, ternyata di pengajian bertambah masalah baru, yaitu ditakut-takuti siksa neraka oleh ustadznya. Ini namanya membuat kesedihan dan tangis kedua kali," tegasnya.

 

Bagaima para dai dan ulama, serta kiai? Anda sependapat?


Editor:

Rehat Terbaru