• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

10 Adab Santri saat Mencari Ilmu Menurut Mbah Hasyim

10 Adab Santri saat Mencari Ilmu Menurut Mbah Hasyim
Kiai Qusyairi saat menjelaskan isi kitab adabul alim Wal muta'allim mengenai 10 adab mencari ilmu. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif).
Kiai Qusyairi saat menjelaskan isi kitab adabul alim Wal muta'allim mengenai 10 adab mencari ilmu. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif).

Lumajang, NU Online Jatim

Kesusksesan seorang santri dalam meraih ilmu tak lepas dari adab atau tatak ramanya saat berproses. Hal ini menjadi kunci utama yang harus selalu ditekankan dan dijalankan bagi para pencari Ilmu di mana pun belajar agar mendapat ilmu yang barokah dan manfaat.

 

Hal itu dijelaskan KH Ahmad Qusyairi, Wakil Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang pada kajian kitab Adabul 'Alim Wal Muta'alim secara virtual pada Jumat, (27/08/2021) petang. Acara ini disiarkan dari studio Media Canter An-Nahdloh (MCN) Gedung NU I Jalan Alun-alun Timur No 3 Lumajang.

 

Pada acara yang disiarkan di akun halaman Facebook PCNU Lumajang tersebut, Kiai Qusyairi menyebutkan 10 adab yang disebutkan dalam kitab karya KH Hasyim Asy'ari ini harus ditanamkan saat mencari ilmu hingga akhir hayat.

 

"Kajian tentang 10 adab bagi pencari ilmu tentunya harus kita bawa terus, karena mencari ilmu itu kewajibannya semenjak dari gendongan Ibu sampai masuk liang lahat, kemarin sudah kita bicarakan enam," jelas Kiai Qusyairi seraya menjelaskan enam adab yang dimaksud.

 

Enam adab yang disebutkan Kiai Qusyairi adalah mensucikan hati, menata niat, tidak menunda-nunda selagi ada kesempatan, sederhana dalam segala hal, pandai-pandai mengatur waktu, dan yang keenam tidak banyak makan.

 

Lebih lanjut Kiai Alumni Pesantren Ma'hadul 'Ulum Asy-Syar'iyyah (MUS) Sarang ini menjelasakan, adab lainnya yang dapat membuka dan menerangi hati para pelajar agar ilmu mudah dikuasai.

 

"Yang ketujuh adalah memaksakan diri untuk menjauhi hal-hal yang dilarang dalam segala urusan. Baik bicaranya, tingkah lakunya termasuk makanan yang dia makan harus halal karena itulah yang bisa membuka dan menerangkan hati, jika ini tidak dijalankan maka bisa menghambat masuknya ilmu," tuturnya.

 

Selanjutnya, para pencari ilmu hendaknya menjauhi mengkonsumsi makanan dan melakukan sesuatu yang dapat mengganggu proses belajarnya dan menyebabkan bodoh dan lupa.

 

"Yang kedelapan adalah menghindari dan meminimalisir memakan sesuatu yang menyebabkan dedel (bodoh). Seperti apel yang terlalu asam, cuka, kacang-kacangan. Dan termasuk juga hindari mengkonsumsi makanan yang menyebabkan banyak lendir, makanan bekas tikus. Terus jangan membaca tulisan di nisan makam, jangan lewat di antara dua unta yang berjajar, dan jangan membuang kutu dalam keadaan hidup," imbuh Kiai Kelahiran Banyuwangi ini 

 

Secara lengkap Kiai Qusyairi menutup pembahasannya dengan menyebut adab kesembilan dan kesepuluh mengenai pergaulan yang harus betul-betul dijaga agar tidak salah memilih teman.

 

 

"Yang kesembilan seyogyanya pencari ilmu tidak terlalu banyak tidur. Kata Mbah Hasyim jangan sampai tidur dalam sehari semalam melebihi 8 Jam, sekali-kali bolehlah berwisata sekiranya dapat merefresh otak,” ujarnya.

 

“Terakhir, pencari ilmu meninggalkan pergaulan yang tidak bermanfaat, itu penting karena kalau dia kemudian bergaul dengan orang yang tidak mendukung bahkan bisa menghambat proses mencari ilmu maka fatal akibatnya," pungkasnya.

 

Penulis: Sufyan Arif

Editor: Romza


Editor:

Tapal Kuda Terbaru