• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Beberapa Hikmah di Balik Kenduri menurut Kiai Marzuki Mustamar

Beberapa Hikmah di Balik Kenduri menurut Kiai Marzuki Mustamar
Kiai Marzuki Mustamar saat menjelaskan beberapa hikmah dibalik Kenduri. (Foto: NOJ/screenshot live streaming YouTube MCN Lumajang)
Kiai Marzuki Mustamar saat menjelaskan beberapa hikmah dibalik Kenduri. (Foto: NOJ/screenshot live streaming YouTube MCN Lumajang)

Lumajang, NU Online Jatim
Tradisi kenduri atau yang biasa disebut kenduren adalah salah satu tradisi yang sudah melekat di kalangan masyarakat pelosok negeri. Menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), KH Marzuki Mustamar, tradisi kenduri yang biasa diadakan seperti pernikahan, sedekah desa, sedekah bumi, bari'an dan lainnya mempunyai hikmah besar yang tidak sekadar makan bersama.


Hal itu disampaikannya saat hadir sebagai narasumber di acara sarasehan moderasi beragama yang diadakan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pronojiwo bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang di Balai desa Sidomulyo, Pronojiwo, Lumajang, Rabu (04/01/2023).


"Kenduren itu sebenarnya perekat kehidupan bermasyarakat, berwarga, berbangsa dan bernegara. Biasanya orang yang tidak mau makan bareng keroyokan, kembulan, itu kadang sok, dengan pikiran picik dan hati busuknya, menganggap orang lain kotor, najis, tidak halal sehingga tidak mau kenduren," katanya.


Menurutnya, menganggap dan mengecap orang lain dengan anggapan rendah, najis dan semacamnya itu sama saja menyalahi Al Qur'an surat Al Isra' ayat 70 yang secara jelas Allah menyatakan bahwa anak cucu Adam atau manusia merupakan makhluk mulia.


Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad, Gasek, Malang ini menjelaskan, kenduri saat acara keagamaan semacam tahlilan bukan hanya soal mendoakan, melainkan lebih dari itu untuk membentuk masyarakat guyub rukun. Dan sedikit banyak dengan itu pastinya orang yang sedang berduka, rasa sedihnya karena ditinggal keluarganya meninggal akan sedikit terhibur.


“Sedangkan kenduri di acara desa semacam sedekah desa, ruwatan, bari'an dan lainnya yang biasa digelar di perempatan. Itu akan semakin mempererat tali persaudaraan dan kerukunan sesama tanpa memandang agam, ras dan sukunya,” ungkapnya.


Kuatnya pertahanan Indonesia di samping karena aparatnya, juga karena Indonesia mempunyai pertahanan lapis kedua yaitu terbentuknya masyarakat yang mempunyai tradisi guyub rukun. Masyarakat yang pranata sosialnya sudah mentradisikan segala hal dilakukan bersama-sama sulit disusupi teroris.


"Karena pasti ketemu nanti sama RT-nya. Di Indonesia jangankan beda madzhab, beda agama saja mau kenduren bareng dan rujakan bareng,” tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru