• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tapal Kuda

Bidik Rektor UIN KHAS Jember, Prof Asror Ingin Memberikan yang Terbaik

Bidik Rektor UIN KHAS Jember, Prof Asror Ingin Memberikan yang Terbaik
Prof Dr Ahidul Asror, MAg meramaikan bursa calon Rektor UIN KHAS Jember. (Foto: NOJ/Aryudi AR)
Prof Dr Ahidul Asror, MAg meramaikan bursa calon Rektor UIN KHAS Jember. (Foto: NOJ/Aryudi AR)

Jember, NU Online Jatim

Namanya adalah Prof Dr Ahidul Asror, MAg. Pria kelahiran Gresik, 49 tahun lalu ini adalah satu dari 8 guru besar yang masuk dalam bursa calon rektor Universitas Islam Negeri KH Ahmad Shiddiq atau UIN KHAS Jember periode 2023-2027. Dirinya mengikuti kontestasi pemilihan rektor dengan komitmen memberikan yang terbaik.

 

Dengan demikian, Prof Asror ingin menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam keterlibatannya sebagai calon Rektor UIN KHAS Jember. Katanya, kampus ini mempunyai potensi besar untuk maju. Sebab, universitas yang terletak di Jalan  Mataram nomor 1 Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates ini, memiliki banyak sumber daya manusia mumpuni dengan latar belakang keilmuan yang beragam. Mereka sangat dibutuhkan dalam pengembangan ilmu-ilmu berbasis riset.

 

“SDM para dosen sangat membantu, kemampuan mereka mumpuni, tinggal bagaimana kita mengelola dan memanfaatkan potensi mereka untuk pengembangan UIN KHAS Jember,” katanya.

 

Pendidikan Prof Asror sudah ‘linier’ dengan perguruan tinggi tempatnya mengabdi saat ini. Ia menamatkan pendidikan MAN Tambakberas Jombang. Sembari sekolah, ia mondok di pesantren yang pernah diasuh oleh almaghfurlah KH Abd Wahab Chasbullah tersebut.

 

Setelah lulus aliyah, Asror melanjutkan ke Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya yang sekarang  Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut. Di tempat yang sama, Asror melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar doktor.

 

Prof Asror tak mau berandai-andai. Namun seabrek gagasan telah memenuhi otaknya. Di antaranya adalah terkait dengan kerja sama UIN KHAS Jember dengan perguruan tinggi lain. Katanya, kampus ini adalah ‘warisan’ para ulama yang juga mempunyai fungsi dakwah. Karena itu, UIN KHAS Jember perlu menjalin kolaborasi lebih intensif lagi dengan perguruan tinggi Islam berbasis pesantren, misalnya Universitas Islam Jember (UIJ), STAI Al-Qodiri, Universitas Al-Falah Assunniyah Kencong, dan sebagainya.


“Kita tidak boleh hanya maju sendiri, tapi bagaimana turut memajukan pesantren dan perguruan tinggi Islam di sekitar kita,” jelasnya.


Itu keluar, sedangkan ke dalam, Prof Asror ingin mendorong kiprah para dosen agar  bisa mengepakkan sayap dalam jejaring komunitas akademik internasional.


“Saya lihat SDM UIN KHAS cukup mumpuni, tapi apakah selama ini sudah terindeks dengan lembaga-lembaga pengindeks internasional, ini perlu kia maksimalkan,” harap dia.

 

Selain sebagai akademisi, Dekan Fakultas Dakwah UIN KHAS ini juga aktif di kepengurusan NU Jember. Ia pernah menakhodai Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PCNU Jember. Yaitu sebuah lembaga NU yang fokus melakukan kajian strategis isu-isu kebangsaan dan keislaman.

 

Bahkan saat ini, Prof Asror didapuk menjadi Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember. Di posisinya yang baru, dirinya bisa lebih leluasa mengabdi kepada NU. Karena itu, wajar jika Prof Asror mempunyai kerangka berpikir yang jelas untuk merangkul pesantren dan perguruan tinggi berbasis pesantren.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru