• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

Dirjen Kebudayaan Ingatkan Migrasi dari Platform Fisik ke Digital

Dirjen Kebudayaan Ingatkan Migrasi dari Platform Fisik ke Digital
Anak zaman now lebih kenal karakter di drama Korea daripada pahlawan nasional. (Foto: NOJ/BSu)
Anak zaman now lebih kenal karakter di drama Korea daripada pahlawan nasional. (Foto: NOJ/BSu)

Pasuruan, NU Online Jatim

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengapresiasi program Rumah Budaya dan Peradaban yang baru saja diluncurkan oleh Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu (11/12/2021). Menurutnya, program tersebut selaras dengan upaya memajukan kebudayaan Indonesia sebagaimana tercantum dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945.

 

“Kemajuan budaya sangat memungkinkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM,” kata Hilmar sekaligus bertindak sebagai pemateri dalam webinar nasional kebudayaan. 
            
Selain itu, Hilmar juga menjelaskan bahwa cagar budaya tersebar sedemikian rupa di Indonesia. Bahkan, hampir setiap hari masyarakat menemukan peninggalan kebendaan baru seperti patung dan candi saat mengeruk atau mencangkul tanah.

 

“Salah satu yang terbesar kalau di Jawa Timur itu kawasan Trowulan. Sekarang sedang ada penggalian di Desa Kumitir ditemukan satu situs dan kuat dugaan bahwa ini adalah istana timur kerajaan Majapahit di masa lalu,” ujarnya.
            
Migrasi dari platform fisik ke media digital, disebutkan Hilmar, semula adalah siasat sementara karena pandemi. Akan tetapi, sekarang malah menjadi normal baru yang tetap akan diterapkan jika nanti pandemi telah usai.

 

“Katakanlah kalau nanti kita sudah bisa melakukan kegiatan-kegiatan fisik, tetapi program-program seperti film dan musik yang disebarluaskan melalui platform digital ini akan tetap ada,” jelas dia.

 

Kondisi demikian tentu memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak hanya kompeten di bidang kebudayaan saja, tetapi juga melek digital. Sebab, dikatakan Hilmar, terdapat kompetensi khusus yang diperlukan untuk mengelola konten tersebut secara efektif karena ketahanan budaya. Salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengendalikan media digital.

 

“Contohnya anak-anak kita yang sekarang lebih kenal dengan karakter di drama Korea daripada pahlawan nasional. Persoalan ini disebabkan karena era perkembangan digital selama 10 sampai 20 tahun terakhir ini,” ungkap alumni jurusan sejarah Universitas Indonesia (UI) tahun 1993 itu.
 

Dirinya juga berpesan untuk bersama mempertahankan warisan budaya. Salah satunya dengan adanya keterlibatan serta kontribusi dari perguruan tinggi.
 

Peluncuran program baru sekaligus webinar bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam mendorong Ketahanan Budaya melalui Implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pengajuan Budaya’ itu ditayangkan langsung melalui YouTube Humas Unisma Official.
 

Editor: Syaifullah


Editor:

Tapal Kuda Terbaru