• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Tapal Kuda

Gus Amak: Masa Depan Bangsa Ditentukan Anak Muda

Gus Amak: Masa Depan Bangsa Ditentukan Anak Muda
Gusa Amak mengingatkan anak muda memiliki tanggung jawab bagi masa depan bangsa. (Foto: NOJ/Diana)
Gusa Amak mengingatkan anak muda memiliki tanggung jawab bagi masa depan bangsa. (Foto: NOJ/Diana)

Pasuruan, NU Online Jatim
Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh anak muda saat ini. Karenanya, anak muda harus sadar dengan tanggung jawab tersebut. Nasihat disampaikan oleh H Muhammad Nailur Rochman atau Gus Amak.

 

Hal itu dikemukakan saat mengisi seminar terbuka oleh Organisasi Santri Madrasah Salafiyah atau Osmas Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan. Tema yang diangkat adalah ‘Nasionalisme Santri dalam Berbangsa dan Bernegara’. Kegiatan dipusatkan di mushala Salafiyah serta disiarkan langsung di Channel Youtube Salafiyah Media Kota Pasuruan, Kamis (09/09/2021).


“Tema yang diangkat dapat dijadikan sebagai ajang refleksi dua peristiwa penting yaitu kemerdekaan serta pertempuran 10 November 1945 yang tak lepas dari peran para santri di dalamnya,” katanya selaku narasumber. 

 

Gus Amak menambahkan bahwa tema yang berkaitan dengan keindonesiaan sangatlah penting untuk dikaji. Karena masih banyak orang Indonesia yang tidak bangga dengan jati dirinya sendiri.
 

“Anak muda harus paham kebangsaan karena mereka adalah Indonesia masa depan,” kata Kepala Pesantren Bayt Al-Hikmah, Kota Pasuruan tersebut.

 

Dikemukakan bahwa santri saat ini adalah NU masa depan. Dengan demikian anak muda sebenarnya sedang menanggung nasib bangsa di masa depan. 
            

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang unggul karena dengan perbedaan yang sedemikian banyaknya masih dapat bersatu. 

 

“Keistimewaan inilah yang menjadi contoh bagi negara lain dalam mengelola perbedaan,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pasuruan itu menjelaskan tentang bonus demografi. Hal tersebut bermakna jumlah populasi usia muda jauh lebih banyak dibandingkan balita serta lansia. 

 

Keadaan tersebut menjadi kesempatan sekaligus tantangan apakah dapat mengisi waktu muda dengan kegiatan produktif atau malah sebaliknya.
           

“Sampai 2040 nanti akan diisi oleh usia-usia produktif antara 25 hingga 41 tahun,” terangnya. 

 

Dijelaskan bahwa kalau banyaknya warga yang usia produktif tetapi tidak dipersiapkan, maka hal ini bukan menjadi bonus, malah musibah. 

 

“Kalau anak muda semangatnya disiapkan, kedisiplinan, haus ilmu, serta karakternya (disiapkan), maka nanti Indonesia akan didominasi oleh orang-orang bagus ini,” ungkapnya.

 

Berbicara nasionalisme, Gus Amak memaparkan bahwa hal tersebut bukan sekadar peringatan, kegiatan hormat bendera, serta teriakan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI harga mati saja. 

 

“Nasionalisme ditunjukkan bagaimana Anda membangun masa depan,” pungkas cucu Kiai Hamid Pasuruan itu.
           

Selain seminar kebangsaan, acara ditutup dengan pengumuman serta pembagian hadiah lomba menulis yang diadakan OSMAS sebelumnya.
 

Penulis: Diana Putri Maulida
Editor: Syaifullah 


Editor:

Tapal Kuda Terbaru