• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 8 Mei 2024

Tapal Kuda

Kiai Lutfi Hakim: Tirakat Orang Tua sebagai Kunci Sukses Anak Menimba Ilmu

Kiai Lutfi Hakim: Tirakat Orang Tua sebagai Kunci Sukses Anak Menimba Ilmu
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur El Aly Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, KH Lutfi Hakim Ali. (Foto: NOJ/Sufyan Arif)
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur El Aly Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, KH Lutfi Hakim Ali. (Foto: NOJ/Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur El Aly Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, KH Lutfi Hakim Ali mengatakan, kesuksesan seorang anak terutama dalam mencari ilmu di pesantren perlu dibarengi dengan tirakat kedua orang tuanya. Tirakat kedua orang tua menjadi kunci penting agar perjalanan seorang anak saat menimba ilmu bisa diberikan kelancaran dan kesuksesan.


Hal itu disampaikannya saat Haflah Wisuda dan Tasyakuran Tahfidz Al-Qur'an serta Khatam Alfiah Ibnu Malik yang dipusatkan di Ponpes setempat, Ahad malam (12/03/2023).


Menurutnya, setiap kali melihat orang sukses di bidang apapun, dirinya pasti berpikir bagaimana orang tuanya dalam menirakati anaknya. Di sini bukan anaknya yang hebat, tetapi yang hebat orang tuanya.


“Karena orang tua itu punya rahasia keberhasilan anak, di samping usaha anaknya sendiri. Orang tua tetap harus nirakati anak, mengirim fatihah, shalat jamaah, membaca Al-Qur'an, dan lain sebagainya," ujarnya.


Dirinya menjelaskan, salah satu bentuk tirakat tersebut adalah selalu menjaga makanan yang diberikan kepada anaknya. Jangan sampai makanan atau keperluan anaknya di pesantren berasal dari sesuatu yang dihasilkan dari perkara yang haram, karena hal itu sangatlah berpengaruh.


"Saad bin Abi Waqos pernah berkata meminta kepada nabi agar didoakan hajatnya dikabulkan. Nabi menjawab: perbaiki makanmu. Artinya bukan makan tempe jadi sate itu bukan. Jika orang makan barang haram, maka 40 hari doanya tidak akan dikabulkan. Wali sekalipun, ketika dia makan harta haram, maka doanya tidak akan diijabah," jelasnya.


Kiai Lutfi menegaskan, tidak ada ilmu yang bisa menancap dalam hati seorang santri kecuali dengan cara tekun belajar. Keberkahan tidak ada jalan lain selain berkhidmah, dan jika ingin mendapat ilmu yang bermanfaat maka satu-satunya cara adalah ridha kepada seorang guru.


"Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang paling bermanfaat,” tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru