• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Kisah Amir, Blusukan ke Pelosok Desa demi Tingkatkan Literasi Anak

Kisah Amir, Blusukan ke Pelosok Desa demi Tingkatkan Literasi Anak
Amir mengajari anak-anak di desa pelosok Kabupaten Probolinggo. (Foto: NOJ/Siti Nurhaliza)
Amir mengajari anak-anak di desa pelosok Kabupaten Probolinggo. (Foto: NOJ/Siti Nurhaliza)

Probolinggo, NU Online Jatim
Rendahnya minat baca di era digital saat ini menjadi pusat perhatian sejumlah kalangan. Hal ini yang mendasari Muhammad Amir Hamzah yang rela blusukan ke pelosok desa di Kabupaten Probolinggo untuk meningkatkan literasi anak.

 

Pengabdian tersebut dilakukannya sendiri. Cara yang ditempuh adalah berkeliling ke pelosok desa, membawa paket buku bacaan untuk berbagai kalangan. Terutama anak-anak.

 

Amir adalah pelajar NU Kecamatan Tongas, dan sampai saat ini masih menjabat sebagai Wakil Ketua II Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Tongas. Selain itu, juga masih aktif sebagai mahasiswa semester 7 program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Surabaya.

 

Kondisinya tidak menyurutkan semangat untuk terus melakukan pengabdian. Setiap hari, pemuda kelahiran Probolinggo, 08 Oktober 1999 ini harus berkendara puluhan kilo meter ke pelosok desa sambil membawa buku bacaan ke desa yang sangat minim literasi. Salah satunya adalah Desa Bayeman, Kecamatan Tongas dan Desa Pohsangit Tengah Kecamatan Wonomerto.

 

Begitu sampai di rumah warga yang dituju, Amir langsung membagi-bagikan buku bacaan kepada anak-anak desa setempat. Saat itu juga, mereka belajar, dan membaca bersama seputar buku bacaan yang dibawa Amir.

 

Amir menamai kegiatan ini sebagai rumah baca cahaya. “Saya ingin menebarkan semangat membaca kepada anak-anak desa. Sesuai dengan namanya, setelah membaca buku yang merupakan jendela dunia, anak-anak ini mendapat cahaya penerang tentang indahnya dunia,” katanya kepada NU Online Jatim, Ahad (28/11/2021).

 

Dipilihnya desa tersebut sebagai sasaran untuk mengedukasi anak adalah karena lokasinya sangat terpencil, minim bacaan, dan jaringan internet sangat sulit. Dan apa yang dilakukan Amir ternyata mendapatkan respons positif dari beberapa orang tua. 

 

"Alhamdulillah saya sangat senang, anak-anak bisa belajar dengan buku yang disediakan oleh kak Amir. Semoga anak kami nantinya bisa pintar dan cerdas," harap salah seorang wali murid.

 

Siapa sangka juga, di balik perjuangan meningkatkan literasi di daerah pelosok ini, Amir adalah pencari kerang di Pantai Jaringan, Tongas. Setiap siang hari, dia berangkat dari rumahnya. Sambil membawa jaring dan alat tangkap lain, dia menyusuri Pantai Tongas. Kala air surut, saat itulah dia menggali pasir untuk mendapatkan binatang laut tersebut.

 

Pekerjaan inilah yang kemudian menjadi pemacu baginya untuk menebarkan semangat kepada anak-anak di pelosok desa. 

 

“Saya hanya tidak ingin masa muda anak-anak dihabiskan dengan berleha-leha dan santai. Namun harus bekerja keras untuk menggapai cita-cita. Salah satunya melalui giat membaca,” terangnya.

 

Dari hasil penjualan kerang itulah Amir manfaatkan sebagai modal tambahan untuk memfasilitasi anak-anak di desa. Khususnya dalam pembelian buku baru dan lain-lain. Ia mengatakan bahwa motivasinya membentuk rumah baca adalah karena setiap aksara yang diajarkan pada anak-anak, khususnya di pelosok desa akan lebih terasa dan ingatannya lebih kuat. Hal itu dilakukan sembari berupaya mencetak calon pemimpin bangsa di masa mendatang.

 

"Harapan saya, ke depannya adalah semoga ada uluran tangan berupa donasi materi maupun buku, khususnya buku-buku islami, apalagi buku NU. Agar mereka bisa mengenal Islam dari organisasi yang sejuk," harap warga Desa Bayeman Kecamatan Tongas tersebut.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru