• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Tapal Kuda

Ning Zara, Pengasuh Pesantren yang Sukses dalam Berbisnis

Ning Zara, Pengasuh Pesantren yang Sukses dalam Berbisnis
Ning Zara atau Yusrina Zaharani, salah satu pengasuh Pondok Bustanul Hasan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. (Foto: NOJ/Haliza)
Ning Zara atau Yusrina Zaharani, salah satu pengasuh Pondok Bustanul Hasan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. (Foto: NOJ/Haliza)

Probolinggo, NU Online Jatim

Ning Zara atau Yusrina Zaharani, salah satu pengasuh Pondok Bustanul Hasan Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. Selain menjadi pengasuh pesantren, Ning Zara juga owner dari Arazboutique atau Usaha Butik.

 

Ia merintis usahanya sejak kuliah semester 5. Dari menjual jam tangan dan hijab, hingga akhirnya usaha butik yang ia tekuni sudah semakin besar. Tak hanya butik, dalam waktu dekat Ning Zara juga akan membuka bisnis pecah belah atau kebutuhan rumah tangga.

 

Latar belakang ia mendirikan usaha adalah motivasi dari ibundanya. Sejak kecil Ning Zara selalu diajarkan untuk mandiri secara finansial.

 

"Sejak kecil saya selalu diajarkan hidup mandiri dan tidak ketergantungan terhadap orang tua atau suami," katanya.

 

Diketahui Ning Zara sudah mempunyai tiga anak. Selain fokus menjadi ibu rumah tangga, tenaga pendidik, ia juga mampu membangun bisnisnya hingga sukses seperti saat ini.

 

"Bohong kalau saya bilang tidak ada kendala menjadi ibu rumah tangga, tenaga pendidik dan wanita karir. Saya selalu dihadapkan dengan jadwal yang berbenturan. Intinya harus bisa berdamai dengan situasi. Tidak bisa menjadi wanita yang perfeksionis dan harus selalu bisa menerima atau memaafkan segala kondisi," ujarnya.

 

Banyak hikmah yang ia rasakan saat menjalani peran ganda. Tentunya hidup lebih maksimal dan menjadi perempuan yang multitasking. "Serta bisa menjadi kaca yang baik bagi anak-anak saya," terangnya.

 

Istri dari Nun Achmad Syamsul Askandar tersebut berpesan bahwa santri di era seperti saat ini harus melek digital, aktif dan cakap dalam berkomunikasi. Karena di era digitalisasi harus kreatif mengikuti zaman.

 

"Segala pesan yang saat ini ingin disampaikan harus melalui media. Oleh karena itu, santri wajib mengupgrade skillnya tidak hanya untuk ilmu agama akan tetapi juga ilmu sosialnya," jelasnya kepada NU Online Jatim, Rabu (15/03/2023)

 

Ia juga berharap kepada santriwati agar memiliki peran yang banyak sehingga lebih berdaya dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan

 

"Harapan saya untuk santriwati ke depan lebih berdaya. Menjalani perannya tidak hanya sebagai seorang istri dan ibu saja tapi juga mampu berperan menjadi wanita yg sukses, berkredibilitas serta tetap semangat menebar nilai-nilai agama sebagai santri," pungkas Ning Zara, perempuan kelahiran 17 Februari 1987 tersebut.


Tapal Kuda Terbaru