• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tapal Kuda

PB PMII Gelar Pelatihan Tadarus Jurnalistik di Bulan Ramadhan

PB PMII Gelar Pelatihan Tadarus Jurnalistik di Bulan Ramadhan
Peserta yang mengikuti tadarus jurnalistik PB PMII secara virtual. (Foto: NOJ/Tangkapan layar)
Peserta yang mengikuti tadarus jurnalistik PB PMII secara virtual. (Foto: NOJ/Tangkapan layar)

Pasuruan, NU Online Jatim

Lembaga Profesi Jurnalistik dan Kepenulisan Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar Pelatihan Tadarus Jurnalistik di bulan Ramadhan 1444 H secara virtual atau online, Kamis (06/04/2023).


Acara tersebut diikuti oleh puluhan jurnalis PMII dari berbagai daerah di Indonesia. Meski kegiatan ini dilangsungkan melalui virtual, tidak mengurangi semangat para peserta mendengarkan dan menyimak materi yang dipaparkan oleh narasumber.


Narasumber Pelatihan Tadarus Jurnalistik, Alfito Deadannova Ginting mengatakan, perbedaan media sosial dan media pers terletak pada aturan-aturannya. Jika kalian berkecimpung di media pers maka harus tunduk pada kode etik jurnalistik.


“Namun jika kita berkecimpung di media sosial, kode etik jurnalistik tidak berlaku bahkan kita diberi kebebasan,” ujarnya.


Saat ini media sosial bisa menyaingi media pers, maka tugas media pers adalah melakukan verifikasi ulang kepada yang bersangkutan. Yang menjadi pembeda antara media sosial dan media pers terletak pada verifikasi sehingga berita yang didapatkan bisa lebih mendalam.


“Berita sekarang merupakan irisan dari media sosial, media konvensional dan media arus utama,” terangnya.


Oleh karena itu, apa yang terjadi di media sosial tidak boleh sepenuhnya diambil oleh media pers kemudian, seolah-olah media sosial menjadi aplikasi media pres. Media sosial seharusnya menjadi sumber sumber yang biasa di terima oleh media pers untuk melaksanakan kerja jurnalistiknya.


Tugas seorang jurnalis adalah adalah melakukan verifikasi dan kroscek fenomena yang terjadi di media sosial sampai muncul kebenaran, karena tidak semua yang terjadi di media sosial itu fakta, bisa jadi hoax.


"Jika media pers tidak melakukan verifikasi ulang, maka media pers tidak ada gunanya, karena masyarakat berpikir semuanya berasal dari media sosial," jelasnya.


Direktur konten detik.com ini menambahkan, tantangan jurnalis saat ini ada dua, pertama kebodohan, dan kedua malas-malasan. Dua hal ini tantangan yang harus di lawan.


Saat ini banyak wartawan yang datang ke lokasi, namun temannya yang disuruh mencari judul. Akibatnya banyak berita yang diterbitkan dengan isi yang sama,” tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru