• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Psikolog Sebut Ibu Poros Kebahagiaan Anak, Ciptakan Rumah yang Nyaman

Psikolog Sebut Ibu Poros Kebahagiaan Anak, Ciptakan Rumah yang Nyaman
Psikologis anak, Meutia Ananda. (Foto: NOJ/ ISt)
Psikologis anak, Meutia Ananda. (Foto: NOJ/ ISt)

Pasuruan, NU Online Jatim

Seorang psikologis anak, Meutia Ananda menjelaskan bahwa kemahiran seorang ibu dalam meregulasi emosi sedikit banyak menjadi gambaran anak dalam menjalin interaksi dengan orang tua dan lingkungan ke depannya.


“Sehingga adanya ungkapan bahwa kenyamanan rumah tergantung suasana hati seorang ibu tidak sepenuhnya salah,” ujar Meutia Ananda dalam salah satu program siaran TV9 Nusantara ditonton pada Jum’at (10/02/2023).


Untuk mencapai hal itu, tentu diperlukan uluran tangan seorang ayah. Menurutnya, suami hendaknya selalu memastikan dan berusaha untuk membahagiakan istri. Membahagiakan istri, sambung Meutia, tidak harus dengan sesuatu mewah dan mahal.


“Suami tugasnya harus membahagiakan istrinya sehingga akan tercipta kesalingan di sini. Suami menjadi support system untuk istrinya. Dengan ibu yang bahagia, maka anak akan merasakan frekuensi dari kebahagiaan tersebut dan rumah menjadi nyaman,” ulas Meutia.


Dalam kegiatan bertajuk ‘Kewarasan Ibu adalah Kebahagiaan Anak’ tersebut, Meutia mengatakan bahwa manusia harus memiliki topeng untuk dapat beradaptasi di semua keadaan. Topeng itu bukan bermakna kebohongan, melainkan penyesuaian atau adaptasi diri terhadap kondisi yang ada.


“Selama hayat masih dikandung badan, ada potensi kita akan punya masalah. Topeng bukan artinya berbohong, tapi untuk menjalankan peran secara profesional. Saya di sini berbicara sebagai narasumber, nanti di rumah sebagai istri dan ibu pasti cara berkomunikasinya berbeda,” lanjutnya.


Dalam berumah tangga, founder @asisya_consulting itu menjelaskan, harus ada pemakluman apabila suami dan istri memiliki pola dan cara berpikir yang berbeda. Sebab pada dasarnya susunan otak keduanya memang berbeda.


Menurut Meutia, perempuan memiliki area emosi yang cenderung lebih besar dari pada logika. Inilah yang menjadikan perempuan mampu mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.


“Sedangkan otak laki-laki lebih besar area logika dari pada emosi. Mereka disuruh multitasking pasti tidak bisa karena lebih mudah untuk fokus terhadap satu hal saja,” katanya.


Senada dengan Meutia, seorang pemerhati anak Ari Ambarwati menyebutkan bahwa ibu adalah poros rumah tangga. Kenyamanan dan berjalannya suatu rumah tangga sangat tergantung dari porosnya.


“Ibu menjadi referensi utama bagi anak saat mereka harus keluar rumah lalu melanjutkan hidupnya sendiri,” pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru