• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Jaga Psikologis Anak, Orang Tua Harus Hindari Toxic

Jaga Psikologis Anak, Orang Tua Harus Hindari Toxic
Kiai Zamzami Sabiq Hamid sampaikan materi kepada peserta. (Foto: NOJ/ Firdausi).
Kiai Zamzami Sabiq Hamid sampaikan materi kepada peserta. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Kelompok Kerja Guru Raudlatul Athfal (KGG RA) Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep menggelar parenting dengan tajuk ‘Mewaspadai Toxic Parenting’, Selasa (28/12/2021) di aula Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Kegiatan ini dilaksanakan guna mengurangi pola pengasuhan yang keliru serta tanpa sadar dapat melukai psikologis anak.
 

Peserta kegiatan ini dari kalangan kepala sekolah, guru RA dan wali murid RA se-Kecamatan Lenteng.
 

Kiai Zamzami Sabiq Hamid sebagai pemateri mengatakan, toxic parenting kerap dilakukan oleh orang tua yang umumnya kasar, tidak dewasa, serta memiliki gangguan mental. Toxic parenting dapat juga dilakukan oleh orang tua normal yang tanpa sadar menjadi ‘racun’ bagi psikologis anak.
 

“Ciri-Ciri Toxic Parent antara lain, menuntut anak berlebihan, membandingkan dengan anak lain, egois dan kurang empati pada anak, kurang menghargai dan mengapresiasi anak, melakukan kekerasan fisik atau verbal, menyalahkan anak atas emosi yang dirasakan, mengontrol anak sangat ketat, mengungkit apa yang telah dilakukan untuk anak,” ungkap Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Cabang Sumenep itu.
 

Kiai muda yang kini menjabat sebagai Sekretaris Rabithah Ma'ahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumenep itu menyatakan dengan tegas bahwa dampak toxic parenting sangat besar pada anak.
 

Yakni, percaya diri rendah, stres, gangguan kecemasan, menyalahkan diri
sendiri, menjadi perfeksionis, trauma berkepanjangan.
 

“Semoga dari materi yang kami sampaikan bisa mengurangi tindakan tertentu yang dapat membebani psikologis anak,” tandas pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto itu.


Editor:

Madura Terbaru