• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

Gunung Semeru Meletus, Habib Abdul Qodir Ajak Warga NU Bermuhasabah

Gunung Semeru Meletus, Habib Abdul Qodir Ajak Warga NU Bermuhasabah
Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba'abud ajak warga NU Lempager bermuhasabah atas erupsi gunung Semeru di Lumajang. (Foto: NOJ/Firdausi)
Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba'abud ajak warga NU Lempager bermuhasabah atas erupsi gunung Semeru di Lumajang. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim
Penceramah asal Kraksan Probolinggo, Al-Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud menegaskan bahwa bencana alam yang dialami oleh warga Lumajang, yakni erupsi gunung Semeru, bukanlah kiamat kubro.


“Yang disebut kiamat kubro, ketika seluruh gunung meletus dan adanya gelombang laut yang besar,” katanya, Senin (6/12/2021) malam di halaman mushala As’adiyah Dusun Cecce’, Desa Prenduan, Pragaan, Sumenep.

 

Selain itu, dirinya mengimbau kepada para pemuda agar tidak membagikan video. Yang wajib menurutnya adalah mendoakan mereka.

 

“Bagi yang tertimpa musibah, bersabarlah. Bagi warga lainnya, mendoakannya. Karena doa yang paling afdhal adalah mendoakan saudara kita di dalam majelis ilmu ini,” ungkapnya.

 

Sabar menurut perspektifnya adalah menanti kelapangan dari Allah dan melebur di dalam kesusahan tanpa menampakkan musibah yang dideritanya. Seumpama mengeluh saat tertimpa satu musibah, maka pahalanya akan hilang.

 

“Jika ketika kita diberi ujian oleh Allah, yang hendak dilakukan adalah menahan diri menentang takdir Allah, menahan lisan untuk mengeluh kepada-Nya, dan menahan anggota badan agar tidak menentang-Nya,” pintanya di acara Milad ke-9 Nahjul Musthofa dan Harlah ke-7 Ikatan Pemuda Sarkoju’ (IPS).

 

Penceramah yang populer di kalangan masyarakat Jawa dan Madura itu menegaskan, musibah bencana alam masih belum seberapa. Yang paling parah yaitu, musibah kehilangan agama. Jika demikian, maka akan mengundang bala.

 

“Adapun mengundang bala, antara lain masyarakat sering memandang gambar yang haram, banyaknya warga memutus tali silaturrahim, dan kurang mendidik anaknya dalam hal shalat dan berucap,” sergahnya.

 

Oleh karena itu, tambahnya, ia meminta untuk menghilangkan pikiran yang kotor, berhusnudzon pada Allah, dan memandang wajah orang-orang shalih. Agar terhindar dari bala, maka harus dilakukan, berdzikir dan berdoa, bermuhasabah, serta bershadaqah.

 

“Malam ini kami ijazahkan pada jamaah untuk membaca kalimat tauhid la ilaha illallah, Allahu, dan hu sebanyak 12 kali. Tawasulnya dikirimkan pada Habib Abdullah bin Idrus bin Abu Bakar As-Sakran,” serentak jamaah menjawab, qabilna.

 

Di akhir ceramahnya, Habib Abdul Qodir menjelaskan tanda-tanda manusia yang sering melakukan dosa, yaitu wajahnya akan hitam, hatinya dihitamkan, badannya akan lemah, kurangnya rezeki, dan dimusuhi oleh orang lain.

 

“Hati kita tidak akan terpengaruh oleh bisikan setan, maka ijazah yang kami berikan, harus diamalkan dikala kita tidak tenang,” tandasnya.

 

Editor: Risma Savhira


Madura Terbaru