Ansor Jatim Gelar LI dan Suspelat Perdana di Malang, Diikuti Ratusan Kader
Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:00 WIB

Ketua Bidang Kaderisasi PW GP Ansor Jatim, Samsul Mashudi, saat membuka LI dan Suspelat Angkatan 1 di MI Raden Bagus, Turen, Kabupaten Malang, Jumat (21/02/2025). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
Malang, NU Online Jatim
Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim menggelar Latihan Instruktur (LI) dan Kursus Pelatih (Suspelat) Angkatan 1 di MI Raden Bagus, Turen, Kabupaten Malang, Jumat-Ahad (21-23/02/2025).
Pelatihan yang dilaksanakan di Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Malang ini diikuti ratusan peserta. Rinciannya, 63 peserta LI dan 171 peserta Suspelat, dari wilayah Jawa Timur maupun luar Jawa Timur.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ketua Bidang Kaderisasi PW GP Ansor Jatim, Samsul Mashudi, menyampaikan bahwa LI dan Suspelat 1 merupakan momentum dasar untuk meniti jalan sunyi yang cukup panjang.
“Sebagai instruktur dan pelatih, meniti jalan tersebut menuntut kesiapan dalam mengabdikan, mendermakan, serta mengikhlaskan diri untuk berkhidmat di GP Ansor,” katanya saat membuka LI dan Suspelat, Jumat (21/02/2025).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain itu, ia menambahkan bahwa seorang instruktur dan pelatih memiliki tanggung jawab untuk mengawal proses kaderisasi dari awal hingga akhir. Menurutnya, khidmat yang panjang ini menuntutnya untuk tidak terkenal.
“Karena ketika penghargaan diberikan, tidak akan disebutkan nama instruktur atau pelatih. Penghargaan itu pasti diberikan kepada ketua PC, ketua PAC, atau ketua PW,” ujarnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dirinya menegaskan, diperlukan kesiapan bagi seorang instruktur dan pelatih dalam menjalani tiga hal. Pertama, ialah harus tergerak, yakni dengan dorongan kuat untuk merumuskan sistem kaderisasi yang sesuai dengan PO dan PD/PRT.
Kedua, harus bergerak. Setelah sistem dan tatanan kaderisasi sesuai PO dan PD/PRT diterapkan, hendaknya bisa melangkah dengan penuh tanggung jawab untuk mengawal proses kaderisasi agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ketiga, harus menggerakkan. Setelah proses kaderisasi berjalan, seorang instruktur atau pelatih tidak boleh berhenti di tengah jalan. Ia harus mampu menggerakkan serta mengonsolidasikan kader-kader pasca kaderisasi.
“Dengan demikian, seorang kader tidak hanya mendapatkan pendidikan di dalam ruangan atau di lapangan, tetapi juga mendapatkan pendampingan setelah pelatihan demi mencapai kemaslahatan bersama,” terangnya.
Kaderisasi Jadi Prioritas
Sementara itu, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Malang, H Nur Qomari, menuturkan bahwa GP Ansor adalah garda terdepan Nahdlatul Ulama. Dikatakan, ada tren peningkatan jumlah pengikut Nahdlatul Ulama di Indonesia.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Berdasarkan data, lanjut Qomari, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 283,49 juta jiwa. Di antara hal itu, sekitar 56 persen mengidentifikasi diri sebagai bagian dari NU, yang setara dengan sekitar 158 juta orang.
“Hal ini tentu menjadi sesuatu yang sangat signifikan dan membahagiakan. Namun, kita harus terus berpikir bagaimana cara menata, mengelola, mengarahkan, serta membimbing umat yang sedemikian banyak agar nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah benar-benar menjadi ruh,” tuturnya.
Qomari menyampaikan, GP Ansor sebagai organisasi berbasis kader harus menempatkan kaderisasi sebagai prioritas utama. Sebab, jika proses kaderisasi masih lemah, maka ke depan perlu dilakukan evaluasi.
“Karena itu, saya berharap keterlibatan badan otonom NU, seperti GP Ansor, Fatayat NU, Muslimat NU, dan termasuk pula lembaga-lembaga NU ini, baik di Kabupaten Malang maupun di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Malang, H Fatkhurrozi, menjelaskan bahwa LI dan Suspelat diadakan karena minimnya instruktur dan pelatih, yakni hanya 13 instruktur dan 17 pelatih. Sementara kader di Kabupaten Malang cukup banyak, yang tersebar di 33 Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor dan Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser.
“Oleh karena itu, kami bertekad mengadakan acara ini untuk mencetak instruktur dan pelatih yang profesional serta memenuhi standar. Sehingga ke depan, sahabat-sahabat yang telah dibina dapat menjadi pelatih bagi kader-kader baru Ansor,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND