Dema UIN SATU Tulungagung Raih Penghargaan Essai Moderasi Beragama
Kamis, 2 Desember 2021 | 13:00 WIB

Penyerahan piagam penghargaan perwakilan dari Museum Rekor Muri Dunia kepada Koordinator Pusat Dema PTKIN se-Indonesia (kiri). (Foto: NOJ/MFA)
Tulungagung, NU Online Jatim
Dema PTKIN se-Indonesia mengadakan kegiatan pembacaan rekor muri karya tulis essai moderasi beragama terbanyak dan duta moderasi beragama tahun 2021 di gedung Student Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (30/11/2021).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu hari dengan tema yang bertajuk ‘Urgensi Moderasi Beragama Dalam Perspektif Millenial dan Gen-Z’. Dema Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung meraih penghargaan salah satu kategori 30 nominasi esai terbanyak dan masuk 10 duta moderasi beragama.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Semangat yang kita bawa adalah rasa senasib dan seperjuangan bahwa kita adalah kaum milenial yang moderat, tidak ke kiri dan tidak ke kanan. Alhamdulillah mendapat piagam penghargaan terbaik,” kata Mahda Fuad Amirudin, Ketua Dema UIN SATU Tulungagung.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Mahda menjelaskan, alur pengiriman naskah yaitu setiap PTKIN mengakomodir karya ilmiah mahasiswa di kampusnya masing-masing. Setelah terkumpul, baru di serahkan ke pihak panitia penyelenggara yang ada di pusat.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Alhamdulillah dari 5757 karya ilmiah yang ada, Dema UIN SATU Tulungagung mengirimkan 4711 karya ilmiah. Semuanya diedit oleh panitia dan disesuaikan dengan standart yang berlaku. Setelah itu di daftarkan resmi ke Muri,” jelasnya.
Disebutkan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN SATU Tulungagung itu bahwa, media yang digunakan mengenai pengumumannya melalui kanal YouTube Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena lokasi pembukaannya di Jakarta, serta Zoom Meeting yang diikuti oleh seluruh delegasi PTKIN se-Indonesia.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Dalam agenda tersebut juga diikuti pengukuhan 10 duta moderasi beragama nasional, ujarnya.
Menurut Mahda, kegiatan seperti ini untuk meneguhkan pandangan bahwa moderasi agama sangat diperlukan agar cara pandang, sikap keagamaan bersifat moderat, tidak melebih-lebihkan, tidak melampaui batas, tidak ekstrem. Khususnya bagi seluruh mahasiswa PTKIN.
“Harapan kami ke depan generasi milenial tetap berkarya dan inovatif dalam situasi dan kondisi apapun, karena pada dasarnya mahasiswa adalah pemimpin pada masa mendatang,” pungkasnya.
Tampak hadir Dema PTKIN se-Indonesia, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Direktur Diktis.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND