Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Matraman

KH Hamid Dimyathi Tremas Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

KH Hamid Dimyati Tremas, Pacitan diusulkan jadi pahlawan nasional. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim
Salah satu Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan diusulkan sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan. Diketahui, KH Hamid Dimyati merupakan generasi ke-4 dari pendiri Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan.


Pengasuh Pondok Tremas KH KRT Luqman Harist Dimyathi mengatakan, sejatinya pengajuan atau usulan untuk dijadikan pahlawan nasional tersebut bukan dari pihak keluarga.


"Yang penting kami tidak pernah mengusulkan, jika pemerintah mengakui sebagai pahlawan nasional, ya silakan," katanya, Kamis (10/11/2022).


Kendati demikian, Gus Luqman mengapresiasi atas upaya yang dilakukan Pemkab Pacitan. Sebab, menurutnya hal demikian merupakan bentuk jalinan era tantara ulama dan umara agar terus terjaga.


"Alhamdulillah, kalau memang ada pihak yang peduli terhadap ketokohan Kiai Hamid, kami turut senang jika diusulkan," ungkap keponakan KH Hamid Dimyathi itu.


Ikhtiar pengusulan gelar pahlawan nasional untuk KH Hamid Dimyathi itu disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat memberikan amanat dalam upacara bendera dalam rangka Hari Pahlawan di halaman Pendopo Pacitan, Kamis (10/11/2022).


"Pada momentum hari pahlawan 10 November ini, Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama ahli waris melalui Gubernur Jawa Timur akan mengusulkan beliau sebagai tokoh pahlawan nasional," katanya.


Ia mengatakan, Kiai Hamid Dimyati merupakan ulama yang gigih berjuang mempertahankan kemerdekaan yang wafat secara tragis oleh keganasan PKI pada tahun 1948.


Ia menjelaskan, KH Hamid Dimyati gugur saat perjalanan bersama 14 santri yang mengawalnya di hutan Trawas Dusun Ngrejo Desa Hargorejo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Jenazahnya diangkat dari sebuah lubang tanah (luweng) setelah pasukan Siliwangi berhasil menumpas PKI.


"Sebagai penghormatan atas pengorbanan KH Hamid Dimyati, namanya telah diabadikan menjadi nama ruas jalan di Pacitan," pungkasnya.

Anwar Sanusi
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait