Matraman

Pengajian di Denanyar, Gus Salam Jelaskan Prinsip Zuhud Memilih Pasangan

Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Pengajian di Denanyar, Gus Salam Jelaskan Prinsip Zuhud Memilih Pasangan

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, KH Abdussalam Shohib. (Foto: NOJ/youtube Pondok Denanyar Channel)

Jombang, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam menjelaskan tentang prinsip zuhud dalam memilih pasangan.


Hal itu disampaikannya saat pengajian rutin alumni di Gedung GPPT Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jombang, Selasa (13/08/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Dalam penjelasannya, zuhud itu memutuskan keterikatan hati dengan duniawi. Zuhud sendiri terbagi dalam banyak hal dan bisa dilakukan dalam kondisi apapun, termasuk dalam memilih pasangan hidup. 


"Bagi laki-laki, perempuan itu bagian dari dunia, begitu juga bagi perempuan, laki-laki itu adalah bagian dari duniawi," ujar Gus Salam.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Menurutnya, ketika menjadi pasangan harus bisa mengantarkan kepada ketaatan, serta mendukung keberadaan pasangan maupun keluarga agar tetap proporsional dalam menghadapi duniawi. 


"Prinsip ini juga bisa kita terapkan ketika sudah berkeluarga ataupun menjadi pedoman ketika kita mau memilih pasangan hidup," terangnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Maka dari itu jauhi pasangan-pasangan yang dia tidak bisa menolong menuju taat kepada Allah SWT, bahkan tidak perlu menikah jika memang tidak menemukan pasangan yang demikian.


Lantas pihaknya bercerita bahwa dahulu ada seseorang yang akan menikahkan putrinya, kemudian orang ini bertanya kepada Syekh Hasan Al-Basri terkait kriteria calon laki-laki yang cocok untuk putrinya. Dan Hasan Al-Basri menjawab, nikahkanlah dengan laki-laki yang taat yang maknanya takut kepada Allah.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Karena laki-laki yang taat, ketika dia mencintai istrinya maka dia akan memuliakannya. Tetapi ketika suatu saat dia membenci atau emosi karena suatu hal, maka dia tidak akan menganiaya istrinya.


"Maknanya adalah kalau kita sudah menjadi sebuah keluarga, maka suami terhadap istri harus memikirkan kewajibannya, dan selalu memandu agar istri kita lebih taat beribadah, begitu juga istri terhadap suaminya," pungkasnya.


Diketahui, pengajian rutinan alumni tersebut mengkaji kitab Kifayatul Atqiya' yang dilakukan secara bergantian satu bulan sekali di berbagai daerah, seperti Jatim, Jateng, bahkan DKI Jakarta.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND