Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim, H Musaffa Safril mengatakan, Boedi Oetomo didirikan oleh anak-anak muda di tengah keterjajahan dengan senjata utama berupa pendidikan, organisasi, dan semangat kebangsaan.
“Hari ini kita hidup di zaman yang berbeda, tapi tantangannya tak kalah besar, digitalisasi yang tak ramah nilai, krisis identitas, hingga jurang kesenjangan akses dan peluang,” ujarnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
GP Ansor Jatim dalam memaknai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 sebagai ajakan untuk melanjutkan semangat Boedi Oetomo dalam wajah baru dengan membangun pusat-pusat penggerak pemuda, memperluas akses pendidikan melalui Ansor University.
“Dan menanamkan kembali semangat gotong royong di ruang-ruang digital dan sosial,” terangnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurutnya, zaman dahulu kebangkitan dimulai dari STOVIA di Batavia, hari ini kebangkitan bisa lahir dari komunitas kecil di desa, dari ruang kreatif anak muda, dari kampus, pesantren, hingga kolaborasi di media sosial.
“Yang dibutuhkan tetap sama yakni keberanian untuk peduli, kesadaran untuk bergerak, dan komitmen untuk Indonesia,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ia menyebut, inilah cara GP Ansor menjaga nyala api Boedi Oetomo, menjadikan semangat kebangsaan bukan sekadar kenangan, tapi gerakan yang terus tumbuh di tangan generasi muda.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND