Pemerintahan

OPOP Sinergikan Ekonomi Pesantren dengan Berbagai Pihak

Sabtu, 17 April 2021 | 15:30 WIB

OPOP Sinergikan Ekonomi Pesantren dengan Berbagai Pihak

Logo OPOP Jatim. (Foto: NOJ/istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

One Product One Pesantren (OPOP) sebagai program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari sebuah organisasi Barisan Gus dan Santri (BagusS). OPOP memiliki komitmen yang sama dengan BagusS yaitu membangkitkan ekonomi pesantren. Dalam hal ini, OPOP dan BagusS menggelar kegiatan silaturahim sekaligus saresehan terkait kemandirian pesantren dan penguatan ekonomi di Hotel Pesonna Surabaya, Sabtu (10/4/2021) lalu.

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Ketua Umum DPP BagusS, KH Fahmi Amrullah Hadzik menuturkan, saresehan digelar untuk mengenalkan peluang dan potensi-potensi ekonomi yang bisa diraih kalangan pesantren.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

“Selama ini potensi ekonomi pesantren tidak begitu diperhatikan. Maka sudah waktunya kita mulai untuk menghidupkan ekonomi umat dan pesantren melalui berbagai macam produknya,” katanya.

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Gus Fahmi berharap, potensi tersebut bisa benar-benar digali dengan baik. “Semoga ke depan kita bisa melaksanakan itu semua. Apalagi ada peluang dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu OPOP. Jadi kita harapkan potensi dan peluang tersebut bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin,” harapnya.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Sementara itu, Prof Mas’ud Said, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) mengungkapkan jika pesantren memiliki sejarah panjang baik dari segi keilmuan, kebudayaan, maupun jaringan.

 

“Dan produk-produk pesantren itu sekarang sangat banyak dan nyambung dengan kebijakan Gubernur Jatim yaitu OPOP,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Menurut Prof Mas’ud, produk tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan internal, pesantren juga dapat mengambil peran dalam halal culture dan halal industri.

 

“Sebab menurut penelitian, kata Prof Mas’ud, negara-negara seperti Jepang, Brazil, Korea, ternyata lebih menyukai industri makanan halal karena lebih bersih dan sehat. Jadi pesantren bisa mengambil peluang itu,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND