Jember, NU Online Jatim

Beberapa bulan lalu Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember berhasil meriah mimpinya, yakni akreditasi unggul. Kampus ini adalah peraih akreditasi unggul ke-9 dari 59 Perguruan Tinggi Negeri Islam di Indonesia.

 

Kendati sudah mengantongi akreditasi unggul, namun diharapkan upaya-upaya untuk meningkatkan performanya terus dilakukan tanpa henti.

 

Harapan tersebut disampaikan oleh Rektor UIN KHAS Jember Prof. Hepni Zain saat membuka “Halaqah Ilmiah Moderasi Beragama dalam Persepktif Islam Nusantara” di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Kompleks UIN KHAS Jember, Senin (25/11/2024).

 

Menurut Prof. Hepni, raihan akreditasi unggul layak disyukuri dan disambut dengan riang gembira namun tidak boleh larut dalam euforia.

 

“Kita harus terus bergerak untuk meraih prestasi, prestasi yang lebih besar di antaranya adalah akreditasi internasional,” ujarnya.

 

Untuk itu, lanjutnya, segenap pengelola UIN KHAS Jember diharapkan untuk terus memberikan pencerahan baru terhadap apa yang sudah diraih. Lalu dilanjutkan dengan wawasan baru. Selanjutnya pemberdayaan intelektual sekaligus juga pemberdayaan moral terhadap segala yang ada.

 

“Tentu ini harus dimulai dari dalam. Harus ada dorongan internal yang kuat untuk berubah,” jelasnya.

 

Prof Hepni lalu mengibaratkan telur, yang jika dipecah dari luar, hasilnya tak seberapa: bisa menjadi telur dadar, atau mungkin jadi roti dan sebagainya. “Tapi kalau telur pecah dari dalam, maka yang lahir adalah kehidupan baru, motivasi baru. Motivasi untuk berubah itu harus datang dari dalam,” urainya.

 

Pria asal Sumenep Madura itu menambahkan, jika memperbincangkan tentang perubahan maka konteksnya bukan masa lalu, tapi masa kini atau bahkan masa yang akan datang.

 

“Mungkin dia dulu edan, tapi sekarang azan, dulu dia jahat tapi sekarang sudah tobat. Dulu dia tersesat tapi sekarang dia taat,” katanya memberikan ibarat.  

 

Prof Hepni menginginkan UIN KHAS Jember terus berubah, dan menapaki apa yang menjadi cita-cita pendiri kampus ini, termasuk cita-cita dan watak peradaban Kiai Achmad Siddiq.

 

“Terutama pada Trilogi ukhuwah: ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah Basyariyah,” pungkasnya.