Malang, NU Online Jatim

Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) Universitas Islam Malang (Unisma) kelompok 65 ditempatkan di Desa/Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Selasa (20/08/2024). Desa Kalipare sendiri terletak di Selatan Bendungan Sutami, Karangkates. Desa kalipare merupakan wilayah yang cukup menarik karena memiliki hutan dan perbukitan yang tertata indah, salah satunya hutan-hutan jati yang sangat lebat dan kokoh. Masyarakat di Kalipare sendiri mayoritas pekerja sebagai petani tebu. Komoditi utama di Desa Kalipare sendiri adalah tanaman tebu.

Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, tanaman ini juga termasuk ke dalam jenis rumput-rumputan. Umur tanaman tebu sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.

Warga di sini mayoritas pekerja sebagai petani, limbah pertanian yang dihasilkan sering kali menjadi tantangan besar dalam sektor agrikultur, terutama dalam industri tebu. Salah satu solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah limbah ini adalah dengan mengolah ampas tebu menjadi briket.

Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah limbah, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dari produk sampingan tebu, serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Ampas tebu adalah sisa hasil gilingan dari proses ekstraksi gula dari batang tebu. Biasanya, ampas tebu ini terdiri dari serat dan bahan organik yang cukup melimpah. Setelah ekstraksi gula, ampas tebu sering kali hanya dibuang atau digunakan sebagai bahan pakan ternak, sehingga nilai ekonominya tidak optimal.

Mahasiswa KSM dari Unisma mengolah limbah dari ampas tebu menjadi briket yang bertujuan untuk mengolah limbah ampas tebu yang dihasilkan dari proses penggilingan tebu menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yaitu briket.

Briket ini dapat digunakanan sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan untuk meningkatkan ekonomi warga di Dusun Ngembul. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja mahasiswa KSM-T Kel 65 dalam rangka memberdayakan masyarakat Dusun Ngembul dan mengelola limbah tebu secara lebih efektif.

Kegiatan dimulai dari pengumpulan ampas tebu yang diambil dari penjual es tebu di Desa Kalipare. Jumlah ampas tebu yang diambil sekitar 1kg, ampas tebu tersebut dijemur selama 2 hari untuk mengurangi kadar air yang terdapat di ampas tebu. Setelah kering, ampas tebu digiling menggunakan alat sederhana sehingga menjadi partikel kecil yang siap diolah lebih lanjut, ampas tebu yang telah menjadi partikel kecil dicampur dengan bahan perekat berupa tepung tapioka.

Kemudian, dicetak menjadi briket menggunakan alat cetak dari kaleng bekas, briket yang telah dicetak kemudian di keringkan selama 1 hari full. Briket yang telah jadi di distribusikan kepada masyarakat setempat untuk di uji coba sebagai bahan bakar alternative di rumah tangga.

Dari kegiatan ini telah dihasilkan briket sebanyak 1 kresek. Briket ini telah diuji coba dan menunjukkan hasil yang memuaskan sebagai bahan bakar alternative. Mahasiswa KSM-T Unisma Kel 65 menyerahkan briket ke salah satu warga Dusun Ngembul yaitu Imsiyah, setelah Imsiyah menguji coba briket tersebut, ia melaporkan kepada Mahasiswa KSM-T Unisma kel 65.

“Setelah saya menggunakan briket dari ampas tebu, saya merasa lebih hemat karena briket terbakar lebih lama dan panasnya stabil, dan nyaman digunakan untuk membakar. Yang paling saya suka dari briket yang dibuat oleh kelompok 65, briket ini hampir tidak mengeluarkan asap sehingga dapur saya tetap aman dan bersih,” ujarnya.

Manfaat dari Briket dari ampas tebu ini yaitu masyarakat dapat memanfaatkan limbah ampas tebu yang sebelumnya tidak bernilai menjadi produk yang memiliki nilai jual.

Dari kegiatan pengolahan limbah ampas tebu menjadi briket yang dilakukan oleh mahasiswa KSM-T Unisma kel 65 telah berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan ini diharapkan dapat diteruskan dan dikembangkan oleh warga Dusun Ngembul untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar dusun.