Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Rehat

Canmacanan, Tarian Pagar Nusa di Momen Harlah NU di Sumenep

Canmacanan, kesenian yang dimainkan anggota Pagar Nusa Pragaan, Kabupaten Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Pamur Putra Famili pimpinan Almarhum Kiai Abdur Rahman Mukhtar memeriahkan Harlah ke-99 NU dengan berbagai macam atraksi. Digelar di halaman kantor MWCNU Pragaan, Jumat (11/02/2022) malam, ada berbagai kesenian ditampilkan, di antaranya Canmacanan.

 

"Kesenian Canmacan sudah ada sejak kecil. Biasanya ditampilkan di acara aktraksi pencak silat, haflah imtihan, karnaval HUT RI dan saat latihan pencak silat. Tapi, tak semua atraksi pencak silat ada Canmacannya," Moh Zainol Kholis Afifie, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PSNU Pagar Nusa Pragaan, kepada NU Online Jatim.

 

Canmacanan adalah replika macan yang dikendalikan oleh dua pemain berada di dalam tubuh Canmacanan. Ia beraksi seperti Barongsai di kesenian tradisional Tionghoa. Biasanya, lanjut Kholis, Canmacanan berlagak seperti macan yang seolah-olah mau memangsa atau menerkam lawan.

 

"Secara fisik, Canmacanan Madura dan Jawa bahannya hampir sama. Namun, dari pemain tentu beda. Karena memainkannya dibutuhkan kekuatan fisik saat mengangkat kepala macan dan kuda-kuda yang kokoh," ungkap Kholis.

 

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, itu menerangkan bahwa Canmacanan terbuat dari bahan kayu dan tali rafia. "Kepala macan terbuat dari kayu. Sedangkan bulunya berbahan tali rafia yang dihaluskan layaknya bulu. Pemain ada dua orang, satu orang memegang kepala dan satunya lagi di belakang," tuturnya.

 

Di setiap momen, tambahnya, Canmacanan disewakan oleh pemiliknya. Tarifnya kondisional, sesuai dengan acara yang diselenggarakan.

 

"Paling laris saat momen haflah imtihan, karena setiap lembaga pendidikan Islam menggunakan kesenian ini untuk dijadikan daya tarik warga dan wali santri datang ke acara sambil menyawer uang untuk keperluan acara tahunan," kata Kholis.

Firdausi
Editor: Nur Faishal

Artikel Terkait