Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Tapal Kuda

Kiai Idris Pasuruan Ingatkan Pentingnya Adab Baik pada Sesama

KH Idris Hamid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan. (Foto: NOJ/ Diana Putri Maulida)

Pasuruan, NU Online Jatim

Orang tua harus memiliki kesadaran untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak, utamanya dalam urusan agama. Selain itu, penting pula memberi teladan agar berlaku sopan dan santun.

 

Nasihat tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kota Pasuruan KH Idris Hamid saat mengisi pengajian kitab Ihya' Ulumiddin di pesantren setempat, Jumat (04/02/2022). Pengajian kitab tersebut disiarkan langsung melalui kanal youtube Salafiyah Media Kota Pasuruan.

 

Ia mengatakan, bahwa pengaruh modernisasi berdampak besar terhadap etika yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Orang tua mengajarkan bagaimana caranya sholat, caranya puasa, bertingkah laku pada yang lebih tua. Jangankan anak, akibat pengaruh modernisasi, sekarang yang tua saja banyak yang belum bisa bertatakrama pada kiai," ujarnya.

 

Salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 ini juga menjelaskan adab slaturahim kepada guru. Menurutnya, bila dimungkinkan sebaiknya seorang murid mendatangi guru, bersalaman, sekaligus meminta doa barakah darinya.

 

“Sebab, sowan (silaturahim) melalui media social atau secara virtual saja tidaklah cukup,” ungkap Kiai Idris.

 

Kiai Idris juga menyinggung tentang adab tuan rumah saat kedatangan tamu. Dikatakannya, saat menyuguhkan makanan hendaknya tuan rumah juga ikut memakan makanan tersebut sebagai bentuk penghormatan pada tamunya.

 

Dirinya pun mengisahkan sebuah keluarga kecil yang didatangi tamu, sedangkan di rumah mereka hanya tersisa makanan satu piring saja. Untuk menyiasatinya, saat tamu sampai di rumahnya, semua lampu dimatikan dengan dalih mati lampu. Kemudian, dua piring dihidangkan, namun satu piring tidak ada isinya sama sekali.

 

"Tuan rumah membersamai tamunya makan. Yang ada isinya diberikan ke tamu dan yang kosong untuk dirinya. Sendok dan garpu dibunyikan seakan-akan sedang benar-benar makan. Nah, ini adab yang sangat luar biasa," pungkasnya.

Diana Putri Maulida
Editor: A Habiburrahman

Artikel Terkait