Tapal Kuda

LPBINU Jatim Latih Santri Tangguh Bencana

Sabtu, 26 Februari 2022 | 13:00 WIB

LPBINU Jatim Latih Santri Tangguh Bencana

Pembukaan Diklat Santri Tangguh Bencana di Candipuro, Lumajang. Jumat (25/02/2022). (Foto: NOJ/Imam Malik Hakim)

Lumajang, NU Online Jatim                            

Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU) Jawa Timur dan Pengurus Cabang (PC) LPBINU Kabupaten Lumajang menggelar pelatihan Santri Tangguh Bencana (SANGGUB) tahun 2022. Acara ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurussalam Dusun Uranggantung Desa Jarit Kecamatan Candipuro, Jum’at (25/02/2022).
 

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang penanganan terhadap risiko terjadinya sebuah bencana.
 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Saiful Amin, Ketua PW LPBINU Jatim menjelaskan, kegiatan SANGGUB ini dimulai dari Kabupaten Sampang dan Kabupaten Lumajang. Karena lembaga penanggulangan bencana NU yang aktif dari Sampang dan Lumajang.
 

“Di mana di semua wilayah Jawa Timur itu yang masih mengadakan di Kabupaten Sampang dan Lumajang. Dan jujur teman-teman dari Kabupaten lain itu ingin belajar dari kegiatan yang ada di 2 kabupaten tersebut,” ungkapnya.
 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Selain fokus pelatihan, Amin menerangkan bahwa kegiatan ini semata untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan khususnya pada pasca bencana. Serta guna membentuk relawan-relawan khusus di jejaring santri, pelajar, hingga masyarakat agar bisa menjadi relawan yang tangguh.
 

“Kalau dari sisi pelajar, santri, dan masyarakat bisa menjadi pemerhati dalam penanganan bencana insyaallah dalam bentuk bencana apapun, keadaan bencana apapun, kita bisa menolongnya, minimal mengurangi korban akibat terjadinya bencana,” lanjutnya.
 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Kegiatan SANGGUB ini dihadiri Pengurus Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jatim, LPBINU Jatim, Relawan Gusdurian Lumajang, pengurus LPBINU Bangil dan pengurus LPBINU Kabupaten Lumajang.
 

Menurut Amin, relawan zaman sekarang harus maju. Semua harus terdokumentasikan karena sekarang harus by data atau melalui data yang bisa dipercaya sehingga assessment dapat dilanjutkan.
 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

  

“Para peserta sekarang zaman dulu dan sekarang sudah berbeda. Kita menolong orang ibaratnya tangan kanan membantu dan tangan kiri digunakan untuk dokumentasi karena tanpa bukti fisik kegiatan kita menolong dianggap tak berlaku. Baik melalui media sosial (medsos), agar datanya bisa di assessment oleh relawan yang ahli di bidangnya,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND