• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Ketua LPBINU Sampang: Peran Relawan Perempuan Sangat Dibutuhkan

Ketua LPBINU Sampang: Peran Relawan Perempuan Sangat Dibutuhkan
Keberadaan relawan perempuan dalam kebencanaan sangat dibutuhkan. (Foto: NOJ/ Fahromi Nashihuddin)
Keberadaan relawan perempuan dalam kebencanaan sangat dibutuhkan. (Foto: NOJ/ Fahromi Nashihuddin)

Sampang, NU Online Jatim

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Sampang mendelegasikan sejumlah anggotanya untuk mengikuti Pelatihan Dasar Relawan Kebencanaan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Kajuk Sampang.

 

Pelatihan yang digelar pada Senin-Selasa (13-14/12/2021) tersebut diinisiasi oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang untuk melahirkan para generasi baru yang tangguh dan tanggap bencana.

 

Ketua LPBINU Sampang, Umar Faruq mengapresiasi kegiatan ini. Karena menurutnya, pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para relawan. Serta, sebagai bekal awal untuk terus meningkatkan kapasitas diri sebagai relawan. 

 

"Pelatihan yang diselenggarakan FPRB ini sangat luar biasa. Karena jarang-jarang di Sampang relawan dilatih untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan skill masing-masing, " ungkapnya kepada NU Online Jatim, Selasa (14/12/2021).

 

Umar menjelaskan, salah satu tujuan LPBINU Sampang mengikutsertakan anggotanya ialah untuk mensinergikan dengan relawan yang lain. Di samping untuk memperluas wawasan dan juga skill, supaya relawan lebih sensitif dalam siap siaga bencana. 

 

"Peserta pelatihan ini dibatasi 60 peserta di setiap organisasi atau komunitas. LPBINU Sampang mendelegasikan 10 orang. Namun ketika hari H, ada yang sakit. Dan tersisa 7 orang yang ikut pelatihan," jelasnya.

 

Ia menambahkan, bencana merupakan persoalan komplit. Tidak melulu diisi peran laki-laki, namun juga butuh peran perempuan. Karena ketika bencana ada yang tidak bisa dikerjakan oleh laki-laki, dan hanya perempuan yang dapat melakukannya. 

 

"Sehingga dalam kebencanaan ini perlu porsi untuk perempuan, salah satunya di psikososial. Maka dari itu, LPBINU mendelegasikan anggota perempuannya dalam pelatihan ini," tuturnya.

 

Menurutnya, diperlukan adanya konsolidasi antar relawan dari berbagai unsur lembaga, organisasi dan terutama pemerintah setempat untuk menggandeng para relawan swasta (non pemerintah). 

 

“Hal itu dilakukan untuk lebih mengasah kapasitas dan skill yang dimiliki para relawan," pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman


Madura Terbaru