• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Jujugan

Cocok untuk Ngabuburit, Malioboronya Malang Jalan Ijen Boulevard 

Cocok untuk Ngabuburit, Malioboronya Malang Jalan Ijen Boulevard 
Suasana Jalan Ijen Boulevard Kota Malang, cocok untuk melepas penat. (Foto: NOJ/M Jazuli)
Suasana Jalan Ijen Boulevard Kota Malang, cocok untuk melepas penat. (Foto: NOJ/M Jazuli)

Malang, NU Online Jatim

Kota Malang selain dikenal sebagai kota pendidikan, juga disebut kota bunga. Banyak spot lokasi yang bisa digunakan untuk sekadar menunggu berbuka puasa alias ngabuburit. Salah satunya di sepanjang Jalan Ijen Boulevard. Jalan terindah di kawasan ini masuk dalam wilayah administratif Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen.

 

Pemandangan asri pepohonan rindang, kursi duduk yang disediakan, ditambah koridor jalan lumayan lebar mengurangi hingar bingar jalan raya. Diketahui pembangunan Jalan Ijen Boulevard pada tahun 1935 oleh Karsten dengan tata perencanaan kota yang sesuai dengan tahun 1960. Bentuk jalan yang terkonsep adalah jalan kembar yang lumayan lebar dengan pembatas tengah sebuah taman yang membentang lurus.

 

NU Online Jatim berhasil menemui Ja’far Imansyah yang sedang duduk santai kursi pinggir jalan. Ia  mengatakan mampir di Jalan Ijen selain beristirahat juga ingin merasakan ademnya Kota Malang di waktu senja bersama keluarga. Merasakan lalu lalang kendaraan di tengah rimbunnya pepohonan merupakan sensasi yang berbeda.

 

“Hanya ingin mampir saja mas, ini bersama keluarga santai selepas belanja di Malang Olympic Garden (MOG). Hemat saya bisa dikatakan Malioboronya Malang,” kata Ja’far Imansyah, Ahad (11/04/2021).

 

Ja’far sapaan akrabnya menambahkan, Jalan Ijen ini hanya ditemui di Kota Malang, di kota kelahirannya memang ada jalan indah, namun tidak lebar taman yang ada di pembatas tengah jalan kembar. Hawa dingin, dengan banyak bunga di tengah pembatas jalan. Di ujung terdapat Gereja Katedral Klasik cocok untuk berswafoto.

 

“Ada juga di seberang jalan, ada Museum Brawijaya yang menyimpan sejarah panjang Malang tempo dulu. Satu kata untuk Kota Malang, menyimpan sebuah kenangan dan keindahan,” ungkap pria kelahiran Kota Batu tersebut.

 

Sementara istrinya, Dewi Fatimah Widiastuti mengungkapan hal berbeda. Dirinya yang asli Malang menjelaskan, dari cerita nenek moyangnya, Jalan Ijen Boulevard menyimpan banyak sejarah. Rumah-rumah di sepanjang Jalan Ijen dahulu sebagai rumah pejabat kolonial sebelum Indonesia merdeka.

 

“Rumah-rumah ini zaman peninggalan Belanda mas, lihat saja bentuk dan ornamen khas tempo dulu. Rumah-rumah ini sudah tidak boleh dipugar dan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Malang,” ungkap ibu satu anak asal Muharto Kecamatan Kedungkandang Kota Malang tersebut. 

 

Dewi Fatimah Widiastutu menambahkan sejak kecil sering diajak ibunya di Ahad pagi untuk jalan santai di Jalan Ijen. Kalau sekarang istilahnya car free day. Banyak juga komunitas yang berkumpul serta bisa untuk wisata kuliner di Ahad pagi. Namun saat ini masih belum bisa karena pandemi Covid-19.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Jujugan Terbaru