• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Jujugan

Merasakan Sensasi Ngabuburit di Kota Malang Naik Macito

Merasakan Sensasi Ngabuburit di Kota Malang Naik Macito
Bus Malang City Tour atau Macito sedang memanjakan warga Kota Malang. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)
Bus Malang City Tour atau Macito sedang memanjakan warga Kota Malang. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli)

Malang, NU Online Jatim

Kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang yang biasanya ramai dengan lalu lalang kendaraan kini tampak lengang. Maka, kondisi ini tidak salah bila dimanfaatkan dengan menikmati sensasi ngabuburit menunggu buka puasa sambil keliling Kota Malang menaiki bus Malang City Tour atau Macito.


Secara khusus, Macito memang diperuntukkan secara cuma-cuma alias gratis bagi pengunjung. Macito yang baru diluncurkan dan resmi digunakan pada HUT ke-108 Kota Malang pada 1 April 2022 yang lalu itu bertujuan untuk meningkatkan dan memanjakan wisatawan yang berlibur di Kota Pendidikan.


Bus Macito ini memiliki desain gotik. Karena Malang terkenal dekat dengan Kerajaan Singosari, maka unsur 'Singo Edan' juga dimasukkan dalam desain relief pagar berdasarkan logo Kota Malang zaman colonial. Hal ini tentu menambah magis dan indah Macito itu sendiri.


Salah satu penumpang Macito, Johan Subiantoro mengungkapkan, awalnya dirinya tidak tahu jika ada Bus Macito. Padahal, dirinya warga asli daerah Kayutangan, tetapi belum pernah sama sekali naik bus tersebut.


"Dulu ingin naik yang armada lama, terus waktu mau naik tidak aktif jalan lagi. Eh, sekarang malah ada lagi," kata Johan Subiantoro.


Johan berharap ke depan bisa bertambah jam operasional Bus Macito tersebut, menginga banyaknya masyarakat yang tertarik. Kendati demikian, ia meminta agar juga diperhatikan soal kemacetan lalu lintas di Kota Malang. 


"Ya, sebetulnya inginnya setiap hari. Kalau hari Sabtu dan Ahad bisa untuk refreshing bersama keluarga," ungkap pria berusia 31 tahun itu.


Lain halnya Suci Wulandari, sengaja naik Bus Macito karena ajakan dari petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang yang saat itu masih tahap uji coba. Menurutnya, hal itu selain untuk mengedukasi, juga untuk memperkenalkan objek wisata terbaru di Kota Malang.


Dirinya berharap, agar rute yang ditempuh tidak terlalu jauh. Hal tersebut supaya penumpang yang ingin naik tidak terlalu lama menunggu. Selain itu, hendaknya pula lebih giat lagi soal sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan lain.


"Rutenya jangan jauh-jauh, muter di Kayutangan tidak apa-apa. Biar orang lain tidak lama menunggu, ini juga kan masih awal," katanya.


Ditemui di lokasi, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Malang, Sony Bachtiar menjelaskan, durasi waktu jarak tempuh Bus Macito kurang lebih 8 sampai dengan 10 menit. Sehingga wisatawan maupun warga sekitar yang ingin naik Macito tidak terlalu lama menunggu.


Disebutkan, rute yang dilalui Bus Macito yaitu Taman Wisata Rakyat (Tawira) atau di samping Mini Block Office (MBO), memutar satu kali di Tugu Balai Kota, kemudian lanjut ke Jalan Kahuripan. Sesampainya di perempatan Jalan Basuki Rahmat, belok ke kiri menuju Kayutangan Heritage.


Akan tetapi, pada saat uji coba pertama Bus Macito ngetem di Kayutangan Heritage untuk naik-turun penumpang. Menurutnya, warga banyak yang tertarik dengan jumlah 16 kali putaran pada sore tersebut.


"Antusiasme warga Kota Malang dan luar daerah cukup lumayan dan menyambut positif pada momen Ramadhan," ungkapnya.


Sebagai informasi, waktu operasional Bus Macito yaitu pada hari Sabtu dan Ahad, mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.15 WIB jelang Maghrib. Sementara parkir pengunjung bisa di dekat Patung Chairil Anwar, eks Kantor DLH, atau di parkiran dekat Alun-alun Kota Malang.


Jujugan Terbaru