Keislaman

Bercakap saat Khutbah Jumat Berlangsung, Bagaimana Hukumnya?

Rabu, 6 September 2023 | 08:00 WIB

Bercakap saat Khutbah Jumat Berlangsung, Bagaimana Hukumnya?

Jamaah Jumat sedang mendengarkan khutbah (Foto:NOJ/karomi)

Jumat adalah hari istimewa yang menjadi momentum untuk berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah, terlebih pada hari itu umat Islam berkumpul di masjid untuk menunaikan ibadah Jumat dengan mendengarkan khutbah dan melaksanakan shalat Jumat.


Dalam pelaksanaan khutbah, salah satu yang patut diperhatikan adalah mendengarkan khutbah. Berkaitan dengan hal ini, seorang bilal sesaat sebelum khatib naik ke atas mimbar biasanya membaca hadits:


Ų„Ų°Ų§ Ł‚Ł„ŲŖŁŽ Ł„ŲµŲ§Ų­ŲØŁƒ: Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲµŁŲŖŁ’ ŁŠŁˆŁ… الجمعة ŁˆŲ§Ł„Ų„Ł…Ų§Ł… ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų·ŁŲØŁŲŒ فقد Ł„ŁŽŲŗŁŽŁˆŁ’ŲŖŁŽ


Artinya: Apabila engkau berkata kepada temanmu: Diamlah (untuk mendengarkan dengan seksama)ā€ pada hari Jumat saat imam khutbah, maka engkau telah menyia-nyiakannya (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Annasa’i)


Pembacaan hadits ini bertujuan mengingatkan kepada para jamaah agar mendengarkan dengan seksama materi khutbah yang dibaca oleh khatib dan dilarang bercakap-cakap ngalor ngidul. Lantas bagaimana jika ada sebagian jamaah yang masih bercakap?Ā 


Dalam kitab Syarah Muslim karya an-Nawawi dijelaskanĀ 
Ā 

ŁŁŽŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŲ«Ł Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ł‡Ł’ŁŠŁ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų¬ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų­ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŲ·Ł’ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ§ Ų³ŁŁˆŁŽŲ§Ł‡Ł Ł„ŁŲ£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲµŁŲŖŁ’ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲµŁ’Ł„Ł Ų£ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŒ ŲØŁŁ…ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁˆŁŁ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ…ŁŽŁ‘Ų§Ł‡Ł Ł„ŁŽŲŗŁ’ŁˆŁ‹Ų§ ŁŁŽŁŠŁŽŲ³ŁŁŠŲ±ŁŁ‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų£ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲ§ Ų·ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‚ŁŁ‡Ł Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±ŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ł†ŁŽŁ‡Ł’ŁŠŁŽ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŲ“ŁŁŠŲ±ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŲ§Ł„Ų³ŁŁ‘ŁƒŁŁˆŲŖŁ ؄ِنْ ŁŁŽŁ‡ŁŁ…ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ°ŁŽŁ‘Ų±ŁŽ ŁŁŽŁ‡Ł’Ł…ŁŁ‡Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŲµŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ²ŁŁŠŲÆŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ‚ŁŽŁ„ŁŁ‘ Ł…ŁŁ…Ł’ŁƒŁŁ†Ł


Artinya: Dalam hadits ini berkaitan dengan larangan berbicara saat khutbah berlangsung, dan mengingatkan agar tidak berbicara selain (mendengarkan) khutbah, sebab apabila seseorang menegur (kepada orang lain yang ngobrol) dengan ucapan: ā€œanshitā€ (Diamlah untuk mendengarkan dengan seksama), maka sesungguhnya teguran itu merupakan amar ma’ruf yang sia-sia, namun mulia. Sebaiknya cara efektif untuk menegur orang yang ngobrol adalah dengan isyarat agar diam. Jika dia tidak paham, maka bisa diingatkan dengan teguran ringkas.


Salah seorang ulama Syafii, yakni Syekh Zakariyya Al-Ansari dalam kitabnya Asna al-Mathalib berpendapat:


ŁˆŁŠŁƒŲ±Ł‡ Ł„Ł„Ų­Ų§Ų¶Ų±ŁŠŁ† Ų§Ł„ŁƒŁ„Ų§Ł… Ā ŁŁŠŁ‡Ų§ لظاهر Ų§Ł„Ų¢ŁŠŲ© السابقة وخبر مسلم Ų„Ų°Ų§ قلت Ł„ŲµŲ§Ų­ŲØŁƒ أنصت ŁŠŁˆŁ… الجمعة ŁˆŲ§Ł„Ų„Ł…Ų§Ł… يخطب فقد Ł„ŲŗŁˆŲŖ


Artinya: Makruh bagi hadirin jamaah Jumat ngobrol saat khutbah Jumat berlangsung, karena dzahir ayat di atas dan haditsnya Imam Muslim, Jika engkau menegur temanmu: ā€œanshitā€ pada hari Jumat saat khatib berkhutbah, maka engkau telah melakukan perbuatan menganggur (tiada guna).


Berkaitan dengan ā€œlaghautā€, Syekh Jalaluddin al-Suyuthi menegaskan:Ā 


Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų¶Ł’Ų± بْن Ų“ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§Ł‡Ł خِبْت مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ų± ŁˆŁŽŁ‚ŁŁŠŁ„ŁŽ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ„ŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŲ¶ŁŁŠŁ„ŁŽŲ© Ų¬ŁŁ…Ł’Ų¹ŁŽŲŖŁƒ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁŠŁ„ŁŽ ŲµŁŽŲ§Ų±ŁŽŲŖŁ’ Ų¬ŁŁ…Ł’Ų¹ŁŽŲŖŁƒ ŲøŁŁ‡Ł’Ų±Ł‹Ų§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§ŁŁŲø اِبْن Ų­ŁŽŲ¬ŁŽŲ± ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆ Ł„ŁŁ„Ł’Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ®ŁŁŠŲ± Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŲ« Ų£ŁŽŲØŁŁŠ ŲÆŁŽŲ§ŁˆŁŲÆŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲŗŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ®ŁŽŲ·ŁŽŁ‘Ł‰ Ų±ŁŁ‚ŁŽŲ§ŲØ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲøŁŁ‡Ł’Ų±Ł‹Ų§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ اِبْن ŁˆŁŽŁ‡Ł’ŲØ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆ Ų±ŁŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ‡ Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŽŲ§Ł‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ų²ŁŽŲ£ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł Ų§Ł„ŲµŁŽŁ‘Ł„ŁŽŲ§Ų© ŁˆŁŽŲ­ŁŲ±ŁŁ…ŁŽ ŁŁŽŲ¶ŁŁŠŁ„ŁŽŲ© Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ…Ł’Ų¹ŁŽŲ©


Artinya: Nadlr bin Syumail berkata, makna hadits tersebut adalah engkau merugi dari pahala. Pendapat lain, batal keutamaan jumatmu. Pendapat lain, jumatmu menjadi dhuhur. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: Pendapat terakhir didukung oleh haditsnya Abu Daud: Barang siapa yang berbuat sia-sia dan melangkahi leher manusia, maka Jumat baginya menjadi shalat dhuhur. Ibnu Wahab, salah satu perawi hadits tersebut berkata, maknanya adalah tercukupi baginya shalat Jumat dan ia tidak mendapatkan keutamaan Jumat.Ā (Syekh Jalaluddin al-Suyuthi, Hasyiyah al-Suyuthi ā€˜ala Sunan al-Nasa’i, juz 2, halaman:Ā 452)


Dengan demikian, hukum orang yang bercakap saat khutbah Jumat berlangsung termasuk makruh. Sedangkan maksud ā€œlaghautā€ atau berbuat sia-sia adalah tidak mendapatkan keutamaan Jumat. Meski sebatas makruh, sebaiknya jamaah Jumat jangan bercakap saat khutbah berlangsung, karena sama halnya tidak menghormati khutbah Jumat itu sendiri.