• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Keislaman

Dua Hikmah Bulan Shafar

Dua Hikmah Bulan Shafar
Bulan Shafar memiliki sejumlah peristiwa yang mengandung hikmah (Foto:NOJ/eoic.org)
Bulan Shafar memiliki sejumlah peristiwa yang mengandung hikmah (Foto:NOJ/eoic.org)

Shafar memiliki arti kosong. Disebut Shafar karena dahulu pada bulan ini orang-orang Arab mengumpulkan makanan dari berbagai tempat, sehingga tempat itu kosong dari makanan. Adapula yang mengatakan, disebut Shafar karena dahulu pada bulan ini kota Makkah menjadi kosong ditinggalkan bepergian oleh penduduknya.


Ada juga yang mengatakan, karena dahulu pada bulan ini orang Makkah memerangi suku-suku di sekitarnya dan mereka membiarkan orang-orang yang mereka temui dalam kondisi kosong tak punya harta. Demikian dijelaskan oleh Imam Murtadha az-Zabidi dalam kitab Tajul ‘Arusy juz XII halaman 330.


Di sisi lain, Bulan Shafar diidentikan oleh sebagian sebagai bulan sial, padahal Islam sendiri tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah SWT.


Begitu juga dengan bulan Shafar. Ia adalah bagian dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriah. Shafar merupakan bulan kedua dalam kalender qamariyah, terletak sesudah Muharram dan sebelum bulan Rabiul Awwal.


Rasulullah sendiri menampik anggapan negatif masyarakat jahiliah tentang bulan Shafar dengan sejumlah praktik positif. Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam Mandhûmah Syarh al-Atsar fî Mâ Warada 'an Syahri Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi pada bulan Shafar, di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah.


Artinya, Rasulullah membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan hal-hal sakral dan penting di bulan Shafar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya


Lalu hikmah apa yang dapat dipetik dari bulan Shafar ini? Tentu, bulan Safar yang bermakna kosong bahkan diidentikan sebagai bulan sial, jangan sampai hanya dilewatkan begitu saja. Paling tidak ada beberapa hal yang bisa kita petik : 


1. Terus mengisi waktu berbuat ritual-ritual keagamaan terlebih tetap berdo'a memohon perlindungan kepada Allah SWT dari marabahaya dan musibah. Doa yang bisa dibaca adalah:


بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ  


Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak akan ada sesuatu di bumi dan di langit yang sanggup mendatangkan mudarat. Dialah Maha-mendengar lagi Maha Mengetahui.


Barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore, maka ia tidak akan menerima akibat buruk dari malapetaka. Keterangan tentang doa ini bisa ditemukan dalam hadits riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.


2. Di bulan yang mempunyai arti kosong ini, kita bersedekah dan berbagi kepada yang tidak mempunyai kemampuan (kosong) dari segi ekonomi, 


 إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ


Artinya: "Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 271)


Dua hal ini, menjadi bekal kita dalam menjalankan tugas sebagai hamba Allah SWT, tidak saja ketika bulan shafar, tetapi setiap saat dan kapanpun saja.


Semoga kita semua diberikan kekuatan, Istiqomah dalam kebaikan baik kepada Allah SWT maupun kepada sosial. Amin


Keislaman Terbaru